(10) Obsesi

1.6K 138 2
                                    

Halo! Jangan lupa vote sebelum baca dan comment setelah baca ^-^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo! Jangan lupa vote sebelum baca dan comment setelah baca ^-^

Terimakasih sudah menyempatkan mampir <3

Enjoy the story ^-^

‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣‣

Jonathan sendiri nampak begitu terkejut melihat kehadiran Samira disini. Namun, terlihat seorang bocah kecil yang berada di pangkuan Jonathan. Bocah kecil itu nampak begitu mirip dengan wajah Jonathan.

"Samira?" tegur Nyai Sadimah.

"Njeh?"

"Sampai kapan kau akan berdiri melamun di situ?"

Samira segera pergi meninggalkan ruang makan, sesekali ia melirik ke arah Jonathan untuk benar-benar memastikan bahwa pria itu adalah benar Jonathan. Ketika Samira menoleh ke belakang, Samira tersenyum tipis karena itu memang Jonathan yang tengah menatapnya dengan tajam.

"Tatapan itu benar miliknya," lirih Samira sembari berjalan sumringah ke arah dapur.

Samira duduk di salah satu kursi yang ada di dapur, Mbok Jum terlihat penasaran dengan wajah Samira yang nampak begitu sumringah dan bahagia.

"Ada apa? Apa yang membuatmu begitu bahagia?"

Tentu saja Samira menyembunyikan penyebab kebahagiaannya dari Mbok Jum. Tak lama kemudian, Nyai Sadimah datang dan memberitahu kepada mereka yang ada di dapur bahwa keluarga Baardwijk akan tinggal di rumah ini selama seminggu. Mereka diminta untuk membersihkan kamar tamu, mereka akan membersihkan empat kamar kosong untuk keluarga Baardwijk.

Setelah selesai, Samira diminta untuk mengantarkan anggota keluarga Baardwijk ke kamar masing-masing. Samira melihat Jonathan yang tengah menimang-nimang bocah berusia enam tahunan. Kini, giliran Samira yang harus mengantar Jonathan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.

"Mari saya antar," ujar Samira sembari menundukkan kepalanya. Jonathan berjalan mengekor di belakang Samira. Mereka berjalan tanpa ada sepatah kata pun yang terucap.

Mereka tiba di depan kamar tamu untuk Jonathan, ketika Samira hendak pamit meninggalkan Jonathan. Jonathan menahannya, ia meminta bantuan Samira untuk membuka pintu kamarnya. Setelah selesai, Samira diminta untuk masuk dan menyalakan lampu kamar itu.

Samira melihat Jonathan menidurkan bocah kecil itu dengan begitu hati-hati, ia tersenyum melihat sosok Jonathan yang sangat ia rindukan kini berada tepat di depannya. Namun, ia sadar akan posisinya, Samira mencoba untuk menepis semua perasaan yang kembali membara dalam dirinya.

Let Me Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang