(21) Sosok Wanita Lain

1.2K 104 6
                                    

"Cinta adalah kekuatan yang mampu meleburkan penghalang yang memisahkan manusia dengan sesamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta adalah kekuatan yang mampu meleburkan penghalang yang memisahkan manusia dengan sesamanya."

♤♤♤♠︎♤♤♤

Samira, wanita itu tengah sibuk memasak bersama Mbok Lastri di dapur. Hingga Pieter datang memberitahukan bahwa seorang Kapten serdadu Belanda datang ingin bertemu dengan Samira. Tanpa basa-basi, Samira segera menemui Kapten itu yang kini berada di ruang depan rumah.

"Ada apa?" tanya Samira sembari menatap ke seorang wanita tua dan bocah kecil secara bergantian.

Sang Kapten menjelaskan semuanya, Samira tersenyum lembut ke arah wanita tua yang diketahui bernama Warni dan bocah bernama Ngadiman. Samira berterimakasih kepada Kapten itu, dan tak lama kemudian Sang Kapten pamit undur diri. Samira menyuruh Warni untuk tinggal di rumah dinas untuk petani teh yang kosong, ia meminta Adeline untuk mengurus Warni. Adeline setuju dengan Warni yang akan bekerja di perkebunan teh dan tinggal di rumah dinas khusus pribumi yang disediakan.

Samira bersama Adeline berjalan menuju perumahan para petani teh yang berada di belakang rumah para orang Belanda. Tak henti-hentinya Warni mengucap kata terimakasih kepada Samira.

Mereka telah tiba di sebuah perkampungan yang berisikan lebih dari 80 kepala keluarga yang tinggal di perumahan ini. Mereka semua bekerja dan mengabdikan diri kepada keluarga Baardwijk, disaat Para Belanda lain mempekerjakan pribumi tanpa upah, di sini para pribumi bisa menikmati hasil jerih payah mereka. Para pekerja juga merasa begitu sejahtera, meskipun para pekerja Belanda di sini juga masih ada yang rasis ataupun menghina mereka.

Samira menunjukkan rumah yang akan ditinggali oleh Warni, Wanita itu nampak begitu bahagia. Karena sebelumnya ia harus kehilangan rumahnya karena suaminya tega mengusir Warni demi menikah dengan perempuan yang jauh lebih muda.

Setelah berbincang singkat, Samira dan Adeline segera kembali menuju ke rumah utama karena Pieter akan berpamitan kepada mereka.

Di depan rumah, Samira sudah melihat Pieter yang menunggu kedatangannya. Pria itu mengulum senyum manis seperti biasanya.

"Apa kamu akan benar-benar pergi?" tanya Samira kepada Pieter.

"Tentu saja, aku akan sering berkunjung kemari."

"Aku lihat kau telah menanam bunga tulip itu di halaman, kenapa kau suka sekali dengan bunga itu?" tanya Samira sembari melihat halaman depan rumahnya yang telah ditanami bunga tulip merah. Bunga itu ditanam Pieter ketika mereka baru saja menempati kediaman ini.

"Karena bunga ini melambangkan perasaan Jonathan kepadamu," kata Pieter sembari mengulum senyumannya yang begitu candu.

Samira tersipu malu mendengar itu, tanpa ia sadari bunga itu bukanlah pemberian Jonathan. Bahkan Jonathan tak mengetahui makna dibalik bunga tulip merah itu. Pieter pun berpamitan kepada Samira dan Adeline, ia sudah terlebih dahulu berpamitan kepada Mbok Lastri.

Let Me Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang