(29) Pengabdian kepada Negara

1K 85 3
                                    

♤♤♤♠︎♤♤♤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♤♤♤♠︎♤♤♤

Dua hari berlalu begitu cepat, hari ini adalah dimana hari Jonathan akan pergi menuju Batavia. Meskipun berat, Samira mencoba mengerti Jonathan. Ia tak bisa memaksakan kehendak seorang prajurit yang melaksanakan tugasnya. Seperti hal dirinya sendiri, Samira tak rela jika harus meninggalkan rakyat pribumi yang membutuhkan bantuannya di sini.

Jonathan memberitahukan kepada Pieter mengenai penugasannya. Ia juga menyuruh Pieter untuk berhenti bekerja di Malang dan segera pergi ke Loemadjang untuk membantu Samira mengelola usahanya. 

Samira memeluk Jonathan yang bersiap untuk memasuki mobil yang akan segera membawa Jonathan menuju ke stasiun. 

Jonathan juga merasa begitu berat meninggalkan kekasih hatinya itu, ia menciumi kening Samira berulang-kali. Tak bisa dipungkiri bahwa kini Jonathan terlalu jatuh cinta pada Samira, meskipun cinta pertamanya yang gagal karena dipisahkan oleh maut.

"Aku akan mengirimimu surat, aku akan selalu mengabari dirimu," ucap Jonathan sembari tersenyum lembut ke arah Samira.

"Saya akan menunggu," balas Samira sembari melepaskan pelukannya. Jonathan tersenyum lembut sembari membelai wajah Samira. Setelah puas memandangi wajah kekasihnya, ia berpamitan kepada Pieter, Mbok Lastri, serta Adeline yang ada di sana. 

Jonathan segera masuk ke dalam mobil, ia melambaikan tangannya menandakan perpisahan pada mereka. Samira memandangi kepergian mobil Jonathan hingga mobil itu benar-benar hilang dari jangkauannya. 

♤♤♤♠︎♤♤♤

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan telah Samira lalui tanpa kehadiran Jonathan. Samira dengan Jonathan tak pernah lupa saling bertukar kabar lewat guratan tinta yang mereka tulis di dalam surat. Mereka saling menceritakan kehidupan masing-masing. 

Jonathan juga sesekali mencuri waktu untuk bertemu dengan Samira yang mengunjunginya ke Batavia bersama Pieter. Mereka bertemu untuk sekedar mengobati rindu yang begitu membara. 

Pieter dengan begitu tulus selalu setia berada di sisi Samira, memang terdengar jahat, bukan? Jonathan yang jelas tahu kalau Pieter menyukai Samira malah menyuruh Pieter menjaga Samira bahkan menemani Samira ketika bertemu dengan Jonathan di Batavia.

Namun, Pieter tak menganggap Jonathan sebagai pria jahat. Pieter tahu bahwa Jonathan hanya bisa mempercayakan Samira kepadanya. Pieter juga sama sekali tak keberatan, ia malah bahagia berada di sisi Samira meskipun wanita itu sudah menjadi milik sahabatnya.

Samira sendiri merasa sangat terbantu dengan kehadiran Pieter yang membantunya mengelola pabrik serta perkebunan tehnya. Pabrik yang mereka kelola menciptakan sebuah produk yang begitu diminati pada masa itu. 

♤♤♤♠︎♤♤♤

Loemadjang, 1940

Pagi itu, Samira dikejutkan dengan kedatangan Jonathan ke Loemadjang tanpa memberinya kabar. Samira memeluk erat tubuh Jonathan yang nampak begitu kurus dari terakhir mereka bertemu.

Let Me Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang