(38) Kabar Darinya

1.2K 92 0
                                    

♤♤♤♠︎♤♤♤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♤♤♤♠︎♤♤♤

Hari demi hari Samira lalui, sesekali ia merasa rindu akan negeri kelahirannya. Namun, ia menepis perasaan galau itu untuk tetap bertahan dengan kondisinya sekarang. Meskipun tak jauh berbeda dengan situasinya ketika berada di Hindia-Belanda, ia tetap harus berjuang untuk menemukan kabar mengenai kekasihnya, Jonathan.

Setelah berhari-hari Pieter pergi mengumpulkan informasi mengenai Jonathan, ia mendengar dari rekan tentara yang pernah bertugas bersama Jonathan kalau Jonathan dipindah tugaskan kesebuah pasukan komando yang bernama ABDA (American-British-Dutch-Australian). Rekan Pieter juga mengatakan setelah Jonathan bergabung dalam pasukan itu, ia tak lagi mendengar kabar dari Jonathan ataupun rekan lainnya yang tergabung dalam pasukan itu.

Samira sempat putus asa, namun ia berusaha tetap mencari kabar mengenai keberadaan Jonathan. Samira juga mendengar kalau keluarga Baardwijk telah kembali ke Den Haag, ia hanya dapat berharap kalau Jonathan juga berada di Den Haag.

Di kediaman Juliana, Samira menyibukkan dirinya untuk merawat ladang gandum yang dimiliki Julia dan Thomas. Sedangkan, Pieter bekerja menjadi seorang buruh pabrik dibawah kendali Nazi Jerman yang masih menguasai Netherland. 

Samira sangat terkejut ketika mendengar bahkan melihat orang-orang yang diduga sebagai yahudi ditangkap dan digiring menuju ke sebuah kamp konsentrasi Nazi. Samira mendengar dari Julia, kalau orang-orang itu akan dibantai habis karena Nazi begitu membenci orang-orang yahudi. Samira bergidik ngeri, pasalnya banyak sekali anak-anak dan lansia yang menjadi kekejaman Nazi di kamp konsentrasi.  

♤♤♤♠︎♤♤♤

Hari itu, Pieter baru saja tiba membawa berita bahagia pada Samira. Pieter akan memboyong Samira dan Jacob ke kampung halamannya di Utretch. Hal itu tentunya membuat Samira merasa senang, karena ia tak harus terus merepotkan Juliana dan suaminya. Setelah menyiapkan segala keperluan, Pieter segera membawa keluarga kecilnya ke Utrecht pada keesokan harinya. Mereka berangkat menggunakan sebuah truk kecil yang baru Pieter dapatkan setelah bekerja dan menjual beberapa barang berharganya di Rotterdam.

Perjalanan mereka tempuh selama hampir dua jam karena sesekali Pieter memberhentikan kendaraanya untuk beristirahat. Samira juga bersyukur karena sepanjang perjalanan, Jacob tak pernah rewel. 

Kemudian, tibalah mereka di sebuah Kota yang menjadi tanah kelahiran Pieter. Pieter mengulum senyum tipis ketika mereka tiba di sebuah bangunan besar dengan tiga lantai. Samira takjub dengan keindahan Kota yang dipenuhi oleh kanal ini.

Pieter memberhentikan kendarannya, ia memarkirkan truk kecilnya tepat di depan gedung yang bergaya eropa klasik itu. Tak lupa ia membukakan Samira pintu, setelah itu ia mengambil beberapa tas yang ada di bak belakang truk.

"Selamat datang di tanah kelahiranku, Samira." Pieter tersenyum lembut ke arah Samira yang menggendong Jacob yang tengah tertidur pulas.

Mereka berjalan menaiki anak tangga menuju ke lantai dua, dimana di lantai dua itulah rumah orangtua Pieter berada. Sejujurnya, Pieter tak berharap banyak untuk bertemu kedua orangtuanya, karena dia telah hampir sepuluh tahun meninggalkan Utrecht dan menjadi pasukan KNIL yang dikirim ke Hindia-Belanda.

Let Me Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang