(35) Penyelamat!

835 75 5
                                    

♤♤♤♠︎♤♤♤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♤♤♤♠︎♤♤♤

Pieter terus berusaha meyakinkan Samira. Pria itu berniat untuk pergi mencari informasi lebih banyak lagi mengenai keberangkatan menuju Netherland. Jika Nippon tahu akan, mereka akan menangkap para warga Belanda bahkan membunuh mereka.

"Samira, aku akan meninggalkanmu bersama Wiranti dan Ki Jogo. Tunggulah! Aku benar-benar berjanji akan membawamu ke tempat Jonathan berada, aku mendengar dari kawanku kalau ia akan segera kembali ke Netherland!" terang Jonathan dengan bersungguh-sungguh.

"Pieter, bagaimana bisa aku meninggalkan tanah airku?" Samira merasa berat hati jika harus pergi meninggalkan tanah kelahirannya. Disisi lain, ia tak memiliki siapapun lagi disini selain Pieter dan Jacob. Kedua orangtua Samira bahkan telah dieksekusi oleh para pribumi karena dianggap pro terhadap penjajah Belanda.

Samira berpikir sejenak. Namun, Pieter tak memiliki banyak waktu karena bisa saja tentara Jepang akan datang ke daerah ini. "Samira?"

Samira mengangguk, ia menatap mata Pieter dengan serius. "Aku akan pergi bersamamu. Jadi, aku mohon kembalilah dengan selamat."

Pieter mengulas senyum tipis, ia menepuk lembut bahu Samira. Ia segera berpamitan meninggalkan Samira dan Jacob di kediaman Wiranti. Sebelum benar-benar pergi, Pieter mengecup lembut pipi Jacob yang memerah karena banyak menangis. 

"Jagalah ibumu, Jagoan!" serunya pada Jacob yang tengah terlelap dalam gendongan Wiranti. Setelah itu ia berpamitan kepada Ki Jogo dan istrinya. Ia mengulas senyuman yang begitu menenangkan, meskpun keadaan dirinya begitu tak karuan.

Samira tak memiliki pilihan lain, ia harus bersabar menunggu Pieter datang menjemputnya. Sejujurnya, ini adalah hal yang sangat dibenci Samira. Apalagi Jonathan yang mengucap janji akan datang kembali, hingga kini pria itu tak menampakkan batang hidungnya. Samira harus bisa menguatkan dirinya demi melindungi putranya.

♤♤♤♠︎♤♤♤

Dua minggu telah berlalu, para serdadu Jepang telah berhasil menguasai Kota yang di tempati Samira. Samira bertahan dengan cara membantu Ki Jogo dan Dharmi, istrinya mengurus kebun singkongnya.  Samira selalu menyembunyikan Jacob di dalam rumah Wiranti. Ia takut kalau putranya akan dibunuh seperti para bangsa Eropa lainnya.

"Nyai, sepertinya singkong ini sudah cukup untuk kita jual ke pasar," celetuk Wiranti sembari mengangkat satu keranjang yang berisikan singkong yang cukup banyak. Samira tersenyum tipis, lalu meraih keranjang itu dari tangan Wiranti.

"Wiranti, apa Mbok Dharmi masih menemani Jacob dirumahmu?" tanya Samira sembari mengebaskan debu yang menempel ditangannya.

"Iya, Nyai. Biarkan saya saja yang mengantarkan singkong ini ke pasar," sahut Wiranti yang mencoba untuk merebut keranjang itu. Namun, Samira mengatakan kalau ia akan ikut Wiranti pergi ke pasar. Karena sudah hampir dua minggu pula Samira tak mengijakkan kaki ke pasar karena menghindari para serdadu Jepang.

Let Me Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang