"Biarkan aku mencintaimu dengan caraku," -Anonim
Kisah cinta klasik berlatar Hindia-Belanda. Berkisah tentang seorang wanita Pribumi yang jatuh cinta pada Pria Belanda. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus, banyak halangan maupun rintangan yang m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♤♤♤♠︎♤♤♤
Sosok yang dipanggil Adeline itu meyunggingkan senyuman sinisnya. Ia berjalan mendekat ke arah Adeline lalu berjongkok di depan gadis malang itu.
"Sayang sekali, adikku harus mencintai wanita yang menjahati Samiraku." Sosok itu memainkan ujung pisaunya pada kulit pipi Adeline. Adeline bergetar ketakutan, air matanya terus beruraian sembari memohon untuk diberikan kesempatan hidup pada Sosok itu.
"Niet doen, Wilburt!" pekik Willem yang berlari ke arah sosok yang dipanggilnya sebagai Wilburt. (Jangan lakukan itu, Wilburt!)
Semua orang tertegun sejenak melihat ada dua sosok Willem yang berada di hadapannya. Tak melewatkan kesempatan itu, Adeline segera bangkit sembari menahan rasa sakitnya dan berlari menuju arah Pieter dan Jonathan.
Pieter segera membantu Adeline untuk berjalan. Jonathan sendiri tengah menodongkan revolver miliknya ke arah Wilburt yang terkekeh melihat situasi ini.
"Ik heb eindelijk de moordenaar," ujar Jonathan pada Wilburt. (Akhirnya aku bisa menangkap sang pembunuh.)
Wiilburt menyeringai seram, ia nampak begitu tenang dalam menghadapi situasi seperti ini. Ia menatap ke arah Willem yang tak dapat berkutik.
"Kau tahu, Willem selama ini menyembunyikanku di rumahnya," celetuk Wilburt sembari memanikan pisaunya.
"Aku kemari hanya ingin melindungi wanitaku, Samira," imbuh Wilburt.
Ucapan itu mampu membuat Jonathan naik darah. Ia bersiap menarik pelatuk revolver yang dia pegang.
"Sebelum bertemu denganmu, akulah orang yang pertama kali mencintainya!" teriak Wilburt dengan begitu frustasi sembari memukul dadanya berulang-kali.
"Aku....akulah yang melindunginya," lirih Wilburt sembari menatap sendu ke arah Jonathan.
"Deze gek is echt irritant," celoteh Jonathan setelah melihat perubahan ekspresi Wilburt yang tadinya berapi-api kini terlihat seolah putus asa seakan kehilangan harapannya. (Orang gila ini benar-benar menyebalkan.)
♤♤♤♠︎♤♤♤
Batavia, 1929
Seorang gadis berusia 10 tahunan itu tengah sibuk membersihkan setiap butiran debu yang ada di ruangan tamu rumah Keluarga Van Aller. Sesekali ia mendengar pertengkaran antara Putra keluarga Van Aller dengan Ayahnya.
Watak keras Arthur Van Aller membuat putranya menjadi seorang penakut. Lelaki berusia 17 tahun itu nampak menjadi seorang pendiam bahkan tidak memiliki teman sama sekali. Hingga ada dimana lelaki itu hampir mati karena dipukuli oleh ayahnya sendiri karena kesalahan kecil.
Gadis yang merupakan putri djongos rumah itu membantu lelaki yang hampir sekarat itu. Dengan begitu perhatian, gadis itu merawat Wilburt Van Aller di sebuah gudang kosong tempat Wilburt dipasung oleh ayahnya karena mencoba untuk membantah dan kabur dari rumah.