"Kau datang laksana pelangi sehabis badai, kau bagian terindah dalam hidupku yang begitu suram."
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
Matahari telah menghilang di bawah garis cakrawala, dimana artinya para penduduk Netherland atau Pribumi mulai beristirahat dari aktivitas hariannya. Kini, Samira duduk bersama dengan Jonathan dan Dedrick di dalam meja makan yang sama bersiap tuk menyatap makan malam mereka.
Jonathan melihat raut wajah putranya yang nampak begitu murung. Jona menegurnya, "Wat maakt je zo somber?" (Apa yang membuatmu begitu murung?)
Dedrick menghela nafas panjang, ia menggelengkan kepalanya seolah tak terjadi apa-apa. Jonathan hanya mengangguk paham dan melanjutkan aktivitasnya menyantap makan malam.
Seusai makan malam, Samira memutuskan untuk membantu Dedrick untuk tidur dengan cara membacakannya buku dongeng. Sedangkan, Jonathan harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang tertunda di markasnya.
Pria itu berpamitan dan akan kembali esok pagi, dalam suasana malam yang sunyi ia mengendarai mobilnya. Pandangannya fokus pada jalanan sepi menuju ke pusat kota Surabaya, ketika melintas keluar dari perbatasan perumahan para orang Belanda, ia terlihat begitu was-was.
Hingga mobil yang dikendarai Jonathan hampir tiba di markas, jika saja seseorang tak melemparkan dirinya dan menabrakkan diri ke arah mobil itu. Jonathan menghentikan laju kendaraannya dengan mendadak.
Umpatan kesal terlontar dari mulutnya, Jonathan segera keluar dan memeriksa seseorang yang baru saja ia tabrak. Ketika ia melihat orang itu, Jonathan tak menyadari bahwa beberapa pemuda pribumi tengah mengepung dirinya.
"Londo bajingan! Ngaliho saka kene!" teriak beberapa pemuda itu sembari mengacungkan senjata api dan bambu runcingnya. (Belanda bajingan! Pergi kamu dari sini!)
Jonathan hanya bisa menghela nafas panjang, ini bukanlah kejadian pertama kali yang ia alami. Jonathan nampak tak gentar melihat bahwa dirinya tengah terkepung banyak pribumi, ia mengulurkan tangannya menolong seseorang yang menjadi umpan.
"Lepaskan aku, bajingan!" teriak seseorang yang mencoba dibantu berdiri oleh Jonathan.
"Maafkan aku, aku terlalu sibuk untuk mengurusi kalian. Aku akan membantu kalian agar hidup kalian tak mendapat kesusahan," ujar Jonathan dengan penuh kharisma.
"Halah, kalian para londo sama saja! Omong kosong yang didahulukan, tetapi kalian menginjak-injak dan mengolok-olok kami si pemilik tanah air!" geram salah satu warga.
Jonathan memejamkan mata sejenak mencoba untuk tetap tenang, beberapa detik kemudian ia kembali membuka kedua matanya.
"Kalian datanglah ke kediaman Baardwijk esok hari di perkampungan londo, mintalah apa yang kalian butuhkan disana!" seru Jonathan kepada para pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You [END]
Historical Fiction"Biarkan aku mencintaimu dengan caraku," -Anonim Kisah cinta klasik berlatar Hindia-Belanda. Berkisah tentang seorang wanita Pribumi yang jatuh cinta pada Pria Belanda. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus, banyak halangan maupun rintangan yang m...