13. Anger.

3.1K 170 15
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan alur, latar, atau tokoh.

Selamat membaca. Jangan lupa vomment♡

⚠️ harsh words and violence.

...

Satu minggu berlalu dan Alan masih belum mendapat lokasi Ellana. Lelaki itu seperti orang gila, dia keliling Amsterdam setiap hari nya demi adik nya itu. Dia juga cosplay menjadi gembel di dekat sungai Amstel, berharap di gedung tua itu ada adik nya dan berakhir nihil.

Noah juga sudah sadar. Lelaki itu juga langsung turut membantu sahabat bodoh nya itu. Tapi, Noah memilih jalan pintar yaitu mengecek setiap CCTV di Amsterdam. Memang hal yang ilegal, tapi karena posisi nya sebagai direktur keuangan di perusahaan terbaik membuat nya mudah melakukan segala nya, terlebih dia melakukan nya di negara nya sendiri.

Sebenarnya sebelum Noah sadar, Alan juga sudah mencoba hal itu, tapi dia tidak bisa. Alan dianggap turis dan dia sempat hampir dibawa jalur hukum, karena sempat meretas akses CCTV di Amsterdam. Dan berakhir lah Alan menyogok para petinggi hukum di Amsterdam. Sangat tidak patut ditiru.

Dua jam lama nya Noah menatap layar laptop nya membuat netra nya sedikit perih menatap layar elektronik itu. Lelaki itu menutup laptop nya sejenak lalu memejam kan matanya.

Tiga hari yang lalu dia baru sadar dan langsung turut membantu Alan dari rumah sakit. Tubuh nya yang masih sakit akibat pukulan dari anak buah Arion membuat beberapa tulang nya retak. Untuk menggerakkan kaki nya saja terlalu sulit dan sakit berakhir lah Noah yang harus di brankar. Kalau ingin ke toilet pun harus dibantu perawat.

Noah menolehkan kepalanya ke samping. Di atas nakas nya ada spaghetti Aglio Olio ala rumah sakit. Dari penampilan nya saja membuat Noah tidak berminat memakan itu, tapi dia harus makan dia harus sembuh demi mencari Ellana.

Seketika kenangan bersama gadis itu muncul. Del Pagliaccio dan keajaiban internet ala gadis itu. Senyum terbit dari wajah tampan nya. Lelaki itu mengambil makanan itu lalu mulai melahap nya perlahan.

Hambar. Tidak ada rasa asin sama sekali. Tapi entah kenapa Noah menikmatinya. Melihat makanan itu membuat nya semakin rindu gadis dengan ide keajaiban internet nya itu.

"Kamu dimana?" lirih lelaki itu.

...

Setelah sadar dari obat bius nya, Ellana berada di kamar mewah nan elegan seorang diri. Tak jauh dari ranjang nya ada jendela besar yang menampilkan pemandangan langit hitam dan hutan. Ellana tidak tahu dia dimana, tapi yang pasti dia tidak bisa kabur lagi.

Hutan itu seperti tidak ada arah nya dan di setiap penjuru nya ada banyak anak buah Arion yang berjaga. Di beberapa pohon pun dipasang bom juga. Dia tidak bisa kabur.

Ellana menghela napasnya lelah. Liburan yang harus nya menyenangkan, tapi malah jadi menegangkan.

Terdengar suara pintu terbuka. Ellana tetap berada di posisi nya, berdiri di depan jendela tanpa menengok orang yang menghampiri nya.

"Bagaimana nona? Apa kau ingin kabur lagi?"

Suara yang dingin itu tidak membuat Ellana menoleh atau menjawab nya. Gadis itu hanya membungkam mulut nya.

Tidak ada lagi sahutan dari Arion. Ellana kira lelaki itu hanya menatap nya dari kejauhan, tapi dia salah. Lelaki itu tiba-tiba saja menarik rambut nya dengan kasar.

"KYAAAAA"

Arion menyeringai. Lelaki itu mengangkat kepala Ellana hingga tatapan mereka bertemu. "Apa kau tuli, nona Abercio?"

Ellana tetap tidak menjawab. Gadis itu mati-matian menahan rasa sakit di kepala nya. Dia yakin ada banyak rambut nya yang rontok akibat jam akan kuat dari Arion.

BRAKKKK

Tiba-tiba saja Arion melempar tubuh gadis itu hingga terjerembab ke lantai dengan keras. Tak peduli dengan ringisan Ellana, Arion dengan tega menginjak telapak tangan gadis itu hingga berdarah.

"Masih tidak mau bicara, hm?"

Ellana masih membungkam bibir nya. Tidak ingin mengeluarkan suara sedikit pun. Masa bodo dengan penyiksaan nya yang kejam ini.

"Apa kau ingin kabur lagi, hm?" ucap nya dengan nada santai, namun menyeramkan.

Ellana tetap membungkam kan mulut nya. Gadis itu memejam kan matanya menahan rasa sakit dari sekujur tubuh nya.

Ellana menggigit keras bibir bawah nya ketika Arion menginjak pergelangan tangan nya yang berdarah makin keras.

Arion menyeringai. Dia suka melihat pemandangan nya. Melihat orang yang kesakitan akibat ulah nya. Tapi dia tidak salah kan? Dia hanya ingin balas dendam.

Arion membungkukkan tubuh nya. Lelaki itu mengangkat dagu Ellana hingga pandangan mereka kembali bertemu.

"Aku sebenarnya kasihan dengan mu, kakak mu yang salah tapi kanu yang menanggung akibat nya."

Ellana menatap Arion dengan sayu. "Lalu kenapa harus aku? Kenapa kau tidak balas dendam langsung dengan Alan? Aku tidak ada sangkut paut nya dengan ini semua!"

"Aku tidak sangka Alan tidak memberitahu mu hal sebesar ini."

"Oh atau Noah juga sama, hm? Tidak ada yang memberitahu mu tentang aku? Mereka jahat sekali, padahal aku juga sahabat mereka" ucap Arion dengan nada yang dibuat sedih.

"Lebih tepat nya mantan sahabat."

Ellana tidak menjawab. Gadis itu hanya menatap lelaki itu dengan sayu. Berharap agar pergelangan tangan nya tidak diinjak lagi.

"Mereka berdua mengasingkan ku! Mereka memindahkan ku secara paksa tanpa membawa satu jenis pakaian! Mereka juga meninggalkan ku tanpa minum dan makan!"

Tiba-tiba saja amarah dari dalam diri Arion membara. Lelaki itu berdiri dan menatap Ellana di bawah nya dengan benci.

"MATI KAU ALAN!"

Arion menginjak perut Ellana dengan keras membuat gadis itu muntah darah.

"MATI KAU NOAH!"

Arion kini menginjak dada gadis itu membuat Ellana sesak napas.

"MATI KALIAN SIALAN!"

Dan terakhir Arion menginjak wajah Ellana.

Gadis itu kembali pingsan dengan penampilan yang penuh darah.

"Seharusnya aku tidak pernah percaya dengan kalian."

...

Jangan lupa vomment♡

AMSTERDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang