Mohon maaf jika ada kesamaan alur, latar, atau tokoh.
Selamat membaca. Jangan lupa vomment♡
...
Dua minggu lamanya akhirnya tubuh Ellana mulai membaik. Gadis itu sudah bisa bergerak dan tidak menggunakan selang oksigen nya lagi, tapi masih harus memakai infus.
Selama dia sakit, hampir setiap jam nya pelayan mendatangi nya dengan membawa makanan berat dan cemilan. Tentu nya, Ellana berterimakasih ke Arion, walaupun dia lah penyebab dari penyakit nya satu bulan ini.
Jam menunjukkan pukul dua siang. Saat ini Ellana sedang duduk di lantai menatap hutan di balik jendela besar kamar nya. Tidak ada yang berbeda, semua masih sama. Bom atau alat peledak lain nya masih berada di pohon yang sama.
Terdengar suara pintu terbuka. Ellana menolehkan kepala nya dan seketika dia tersenyum melihat sosok itu yang berjalan kearahnya. Siapa lagi kalau bukan Arion.
"Hey" sapa gadis itu.
Arion tidak menjawab. Dia hanya melihat gadis itu seraya memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku celana.
"Apa yang kau lakukan?"
"Nonton."
Arion mengerutkan kening nya bingung. "Apa yang kau tonton?"
"Hutan dan anak buah mu yang nyasar di hutan."
Seketika Arion merasa tertarik dengan perbincangan kali ini. Lelaki itu ikut duduk di lantai sebelah gadis itu.
"Anak buah ku yang nyasar?"
"Kau lihat yang memakai baju hijau tua itu? Aku rasa dia nyasar, karena dia terus memanggil teman nya lewat walkie talkie. Lalu terlihat dari gerakan kepala nya yang terus melihat kesana kemari" ucap Ellana seraya menunjuk jendela.
Tanpa sadar Arion terkekeh kecil. Anak buah nya yang satu itu bisa membuat nya sedikit melupakan masalah hidup nya.
Ah, masalah nya jadi sedikit terlupakan berkat kebodohan anak buah nya itu.
Apa dia harus diberi gaji tambahan? Ya, dia harus mendapat dua kali lipat dari gaji nya, Batin lelaki itu.
"Lalu kau lihat yang dekat pohon beringin itu? Tadi dia sempat buang air di sana. Ewh, sangat menjijikan."
Lagi dan lagi Arion terkekeh kecil.
Tampak nya aku harus memberi gaji tambahan untuk semua orang yang berjaga di hutan kali ini, Batin Arion.
Setelah nya keheningan menyelimuti mereka. Kedua nya sama-sama menonton kegiatan anak buah Arion dari balik jendela besar itu.
Arion berdeham sejenak. "Kenapa kau berterimakasih kepada ku?"
"Hm? Seingat ku hari ini aku belum mengucapkan kata istimewa itu."
"Istimewa?"
"Ya. Terimakasih adalah kata istimewa bagi kamus hidup ku."
"Kenapa?"
Ellana menatap lelaki itu dari samping seraya tersenyum kecil. "Karena menurutku kata-kata itu mampu membuat orang merasa dihargai."
"Jika kau melakukan kebaikan pada seseorang dan orang itu mengatakan kata istimewa itu, maka kau akan merasakan sesuatu yang berdesir di dalam tubuh mu."
Deg.
Perkataan itu sama dengan yang Arion rasakan.
"Walaupun aku tahu mungkin ajal sudah mendekati ku, aku tetap berterimakasih kepada mu karena telah diberi kesempatan untuk bernapas sejenak."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMSTERDAM
RomanceDark Romance, Adult 17+. ⚠️ harsh word, violence, abuse. ••• • City Series 1 • 𝑨𝒎𝒔𝒕𝒆𝒓𝒅𝒂𝒎 : 𝑬𝒗𝒆𝒓𝒚𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒔 𝒕𝒐 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌 𝒆𝒗𝒆𝒏 ••• Oh shit! Liburan yang harusnya menyenangkan malah menjadi mimpi buruk bagi Ellana. Dia dicul...