15. Burnt.

2.2K 127 15
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan alur, latar, atau tokoh.

Selamat membaca. Jangan lupa vomment

⚠️ violence.

...

Arion menyeringai menatap tubuh mungil itu tergeletak di kaki nya. Tubuh mungil yang bersimbah darah.

Arion sadar dia adalah lelaki yang gila, brengsek, bajingan. Melihat seseorang mati atau penuh luka mampu membuat nya bahagia. Kebahagiaan yang seperti dia temukan ketika orang tua nya masih hidup.

Tawa bahagia menggelegar di kamar itu. Arion melangkah keluar dari kamar itu meninggalkan Ellana yang tak sadarkan diri.

Setelah Arion keluar barulah dua anak buah yang berjaga di depan pintu kamar itu masuk. Salah satu dari mereka menggendong Ellana ke ranjang dan yang satu nya memandikan dan mengganti pakaian gadis itu. Arion dan anak buah nya yang brengsek.

...

DRRTTTT

Saat hendak memakai jas nya, tiba-tiba ponsel Alan bergetar. Ada panggilan dari Noah. Tak pikir panjang langsung dia angkat panggilan itu

"Hal—"

''Jangan datangi meeting itu, lebih baik kau urus perusahaan cabang Belanda mu dulu."

Alan mengerutkan kening nya bingung. "Apa maksudmu? Tentu aku harus menemui klien ku yang ini. Aku bisa mendapat untung yang besar jika—"

"Jangan! Berbahaya! Lebih baik kau—"

"Maaf Noah, aku tidak paham apa maksudmu. Tapi, aku adalah kepala keluarga. Aku harus menghidupi keluarga ku dan mencari Ellana."

"Tap—"

TUTTTT

Panggilan itu Alan matikan. Lelaki itu segera memakai jas nya lalu menuju cafe yang menjadi lokasi rapat nya kali ini.

...

Abercio Company, perusahaan furniture terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki dua cabang di negara Malaysia dan Jepang. Perusahaan yang dibangun oleh Hans Abercio, ayah Alan.

Saat ini perusahaan ini sudah berpindah tangan menjadi milik Alan. Sejak berpindah tangan, perusahaan ini memiliki perkembangan yang cukup pesat, bahkan mereka membangun satu cabang lagi di Amsterdam, Belanda.

Sejak tercetusnya rencana pembangunan Abercio Company di Belanda, Alan langsung menghubungi sahabat nya, Noah. Lelaki itu juga menyuruh Noah untuk resign dari perusahaan lama nya dan berpindah ke milik nya yang baru. Alan juga langsung memberi posisi terbaik untuk sahabat nya sebagai direktur keuangan.

Bukan tanpa alasan Alan melakukan itu, sejak zaman kuliah Alan melihat bagaimana terampil nya Noah dalam mengelola keuangan. Bagaimana cara lelaki itu mendapat uang gaji yang kecil, tapi dia mengolah nya bisa mendapat dua kali lipat dari uang gaji nya saat itu. Noah juga sempat belajar akuntansi selama dua tahun, dia juga mendapat nilai terbaik di mata kuliah akuntansi dan keuangan lain nya. Hal itu membuat Alan langsung menaiki posisi nya sebagai direktur keuangan.

...

Satu jam menunggu membuat Alan merasa kesal dengan klien nya ini. Sejak tadi lelaki itu sudah menghabisi beberapa gelas minuman di cafe, tapi klien nya itu belum menampakkan batang hidung nya. Berkali-kali Alan menghubungi nya, tapi tidak ada jawaban. Alan juga mengirim pesan, tapi tetap tidak ada balasan. Tidak mungkin kan jika tidak ada sinyal?

Cafe nya berada tak jauh dari kantor nya cabang Belanda. Alan tersenyum melihat kantor nya yang terbangun dengan kokoh. Lelaki itu tidak percaya jika dia lah yang berhasil membangun kantor itu di Belanda.

"Excuse me, sir. This is your tea" seorang pelayan mendatangi meja nya dengan membawa segelas teh.

(Permisi tuan. Ini teh mu)

Alan mengerutkan kening nya bingung. "I'm sorry, but I didn't order tea."

(Maaf, tapi aku tidak memesan teh)

"Yes, I know sir, but this is a gift from my boss. He said that you order many drinks in our new cafe. You don't have to pay it."

(Ya, aku tau pak, tapi ini hadiah dari boss ku. Dia bilang kau membeli banyak minuman di cafe baru kami. Kau tidak perlu membayar nya)

Alan menganggukkan kepala nya seraya mengambil gelas teh itu. "Thanks for the tea."

"Your welcome sir."

Perlahan Alan menyeruput teh nya. Tiba-tiba saja Alan merasa perut nya sakit. Kepala lelaki itu juga ikut pusing. Sesuatu ingin keluar dari mulut nya, Alan segera berlari menuju toilet terdekat.

HUEKKKK

Alan mengerutkan kening nya bingung. Kenapa muntah nya berbusa?

DUARRRRR

Terdengar suara ledakan yang sangat kencang dari luar. Di dalam toilet cafe nya pun sedikit ada retakan di dinding dan langit-langit nya.

Tak lama suara orang teriak dan sirene mulai memasuki indra pendengaran nya. Dia juga bisa mendengar anak buah nya yang berjaga diluar memasuki cafe itu dan mencari nya.

Dengan langkah gontai nya, Alan keluar dari toilet. Betapa terkejut nya dia melihat pemandangan dari balik jendela cafe itu.

Abercio Company cabang Belanda terbakar. Bangunan yang tadi nya berdiri kokoh kini semua kaca dan retakan bangunan nya mengotori aspal.

Orang-orang berhamburan mencari tempat berlindung. Polisi dan pemadam kebakaran ikut memadam kobaran api yang sangat besar itu. Asap yang tebal mampu membuat langit terang menjadi gelap.

Kebakaran itu sangat dahsyat.

"Tuan!"

Alan tersentak ketika seorang pria paruh baya memanggil nya dengan cukup keras. Pria itu Farid Biyantara, sekretaris nya.

"Farid! Apa yang terjadi?!"

"Saya juga tidak tahu tuan. Tiba-tiba saja gedung terbakar ketika kami berjaga di depan!"

DUARRRR

Ledakan yang kedua terjadi lagi di gedung itu. Runtuhan dari beberapa bangunan itu menghancurkan satu mobil pemadam kebakaran dan lima mobil polisi. Banyak aparat pemerintah yang gugur saat itu juga akibat tertimbun runtuhan bangunan gedung nya.

Alan tidak kuat melihat pemandangan itu. Kepala nya yang pusing semakin sakit melihat pemandangan itu. Perlahan kesadaran nya pun menghilang diiringi dengan suara ledakan yang cukup kuat untuk yang ketiga kali nya.

DUARRRR

"Tuan bangun!"

Detik itu juga kesadaran Alan menghilang.

...

Jangan lupa vomment♡

AMSTERDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang