43. Sick pt 3.

1.4K 72 2
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan alur, latar, atau tokoh.

Selamat membaca. Jangan lupa vomment

...

Mau tidak mau Ellana kembali lagi ke mansion Arion. Gadis itu sempat berontak memilih tinggal bersama Alan di hotel, tapi kakak nya itu malah mengusir nya dan menyuruh nya bersama Arion.

Ellana sempat berontak lagi tentang kerja. Dia ingin bekerja, tapi Alan malah memberikan satu kartu hitam nya. Alan juga menyuruh nya untuk berhenti bekerja. Sialan memang.

Dengan hentakkan kedua kaki nya yang kesal, Ellana melangkah menuju kamar nya. Tak lupa dengan bibir nya yang dimajukan ke depan karena kesal.

TING!

Pintu lift terbuka. Kini dia sudah berada di lantai tiga. Kedua kaki nya melangkah menuju kamar nya.

Saat membuka pintu kamar nya, netra Ellana membelalak terkejut.

"KYAAAAAAA."

Suara teriakan Ellana terdengar sangat kencang hingga ke lantai satu. Arion yang baru saja keluar dari lift pun hampir terjungkal.

"Ada apa sih?" ucap Arion dengan kesal seraya mengusap telinga kanan nya yang terasa sakit.

Ellana tidak menjawab. Atensi gadis itu menatap ke depan.

Arion menyeringai. Rupanya dia tahu apa yang membuat Ellana terkejut.

Jendela dan ranjang Ellana dipenuhi oleh banyak nya barang branded. Hampir semua merek ada disana dan hampir menutupi pemandangan dari luar jendela.

Arion mendekat ke arah Ellana. Lelaki itu berdiri tepat di belakang nya. Kedua tangan nya memeluk erat tubuh Ellana dari belakang.

Kepala nya bersandar di bahu gadis itu. "It's yours, honey" bisik nya.

(Itu milikmu, sayang)

...

Tiga jam lama nya Ellana habiskan hanya untuk membuka setiap kotak atau tas belanja merek branded itu. Ada tiga puluh tas dengan berbagai model dan warna yang bervariatif, ada pakaian dari pakaian santai hingga pakaian formal, kosmetik, perhiasan, bahkan ada selimut. Entah apa yang Arion pikirkan dia malah membeli selimut dari merek YSL. Aneh memang.

Jam menunjukkan pukul dua belas siang. Sudah mulai memasuki jam makan siang.

Ellana keluar dari kamar nya bertepatan dengan Arion yang juga baru keluar dari kamar nya. Ellana menundukkan kepala nya, gadis itu malu untuk melihat lelaki itu sejak kejadian dia memeluk nya dari belakang tadi.

Arion yang sadar akan hal itu pun akhir nya mendekati gadis itu. Dia menggenggam tangan kanan nya lalu mengajak nya ke lift.

TING!

Pintu lift terbuka. Kini mereka berada di lantai satu. Arion masih menggenggam tangan Ellana. Dia menarik nya dengan lembut menuju meja makan.

Lagi dan lagi Ellana dibuat terperangah dengan meja makan Arion. Sebelum nya Ellana tidak datang ke meja makan, karena saat itu dia sudah kelelahan.

Disana ada meja yang sangat panjang dan tiga puluh bangku berada di sisi meja. Di tengah meja pun ada lilin dan berbagai macam makanan. Dimulai dari makanan berat hingga makanan penutup.

Arion duduk di bangku tengah, bangku yang melambangkan sebagai kepala keluarga. Ellana mengambil bangku dari sisi kanan nya dan berada di ujung meja. Jarak mereka sangat lah jauh, dari ujung ke ujung.

Arion menghela napas nya. Dia membiarkan Ellana bertindak sesuai hati nya.

Di hadapan nya ada banyak makanan khas Meksiko. Ada taco, burrito, quesadilla, nachos, dan masih banyak lagi. Ellana hanya mengambil satu potong taco yang besar dan nachos.

Ellana menghela napas nya ketika melihat saus yang berada jauh dari nya. Tidak jauh sekali, tapi dia harus ke tengah meja.

Posisi saus berada tepat di tengah meja. Susah payah Ellana mengambil nya dengan tangan kanan nya hingga tidak sengaja tangan kiri nya terpentok meja cukup keras.

Sontak Ellana segera menggigit bawah bibir nya agat tidak mengeluarkan suara kesakitan nya. Tangan kiri nya mulai bergetar kesakitan, dia juga merasa ada sedikit darah yang mulai merembes dari perban nya.

Tiba-tiba saja Ellana merasa tubuh nya terangkat. Netra nya membelalak terkejut ketika Arion menggendong nya dengan ala bridal style.

Arion kembali duduk di bangku nya dengan Ellana di pangkuan nya. Dengan gesit lelaki itu membuka perban Ellana lalu mengobati tangan gadis itu. Arion melirik gadis itu sejenak. Ellana masih terus menggigit bibir bawah nya dengan kedua mata yang terpejam erat. Arion tahu rasanya pasti sakit.

"Jangan ditahan, nanti bibir mu yang sakit."

Ellana mengikuti apa kata lelaki itu. Saat itu juga dia merasakan sesuatu yang amat perih di pergelangan tangan kiri nya hingga dia teriak kesakitan.

"KYAAAAA. BERHENTIIIII."

Arion tidak berhenti. Dia terus meneteskan obat itu ke pergelangan tangan kiri Ellana. Ellana sempat memberontak, tapi Arion segera memeluk tubuh gadis itu dengan erat.

Setelah selesai mengobati nya, Arion kembali memasangkan perban baru ke pergelangan tangan kiri nya.

Selesai dari pekerjaan nya itu Arion merasakan dada nya basah dan terdengar suara isak tangis. Arion menundukkan kepala nya dan benar saja gadis itu menangis di dada nya.

"Hey, kenapa hm?" ucap Arion seraya mengelus punggung gadis itu. Panik dan khawatir mulai menjalar di tubuh nya melihat keadaan gadis itu.

"Sakit, hiks" jawab Ellana dengan sesenggukan.

Efek dari obat yang Arion kasih memang sakit. Sangat sakit, tapi kata dokter itu adalah proses penyembuhan nya. Jika pasien sampai menangis atau meraung boleh diberikan obat penenang atau obat tidur. Beruntung nya saat ini Arion memiliki satu obat tidur dan satu jarum suntik. Perlahan dia menyuntik obat itu ke leher Ellana.

Perlahan suara isak tangis itu berganti dengan dengkuran halus. Arion menggendong Ellana ala bridal style menuju kamar gadis itu.

Arion meletakkan tubuh itu secara perlahan diatas ranjang. Saat hendak keluar, tiba-tiba saja jari telunjuk ditahan. Lelaki itu menoleh kearah Ellana dan benar saja dia menahan jari telunjuk Arion.

"Jangan pergi" bisik nya.

Arion tersenyum. Tentu dia tidak akan menyiakan kesempatan ini. Dia ikut merebahkan diri nya di ranjang sebelah.

Tangan nya terangkat untuk memeluk tubuh Ellana. Dia pun merapatkan diri nya untuk memeluk tubuh gadis itu dari belakang dengan erat.

"Get well soon, honey."

...

Jangan lupa vomment♡

AMSTERDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang