42. Resignation Letter.

1.8K 89 4
                                        

Mohon maaf jika ada kesamaan alur, latar, atau tokoh.

Selamat membaca. Jangan lupa vomment

⚠️ harsh words.

...

Setelah makan malam dan memastikan Ellana sudah tidur, Arion keluar dari mansion nya. Tujuan nya kali ini bukan lah kantor atau cafe, melainkan Europa Passage.

Dalam benak nya dia terus berdoa agar mall itu belum tutup. Masih jam sembilan malam, bukan kah masih terlalu dini jika sudah tutup?

Lelaki itu berniat memberikan kejutan untuk Ellana. Dia akan membeli semua barang yang gadis itu ambil di Europa Passage.

...

Empat hari tidak bekerja membuat Ellana dilanda ketakutan. Masalah nya dia tidak izin atau pun meminta cuti ke atasan nya dan jika seperti itu maka gaji nya bulan ini akan dipotong sebanyak lima puluh persen. Sialan.

Jam menunjukkan pukul enam pagi. Ellana sudah rapih dengan pakaian kantor nya. Blazer, kemeja, celana bahan, dan sepatu pantofel, serta tak lupa dia merias wajah nya sedikit tidak sampai menor.

Setelah selesai dengan kegiatan nya, gadis itu mengambil tote bag besar nya yang sudah menjadi tas kerja nya sejak lima tahun yang lalu.

Saking takut nya hingga dia malah turun tangga, tidak menggunakan lift. Bodoh memang.

Di pelataran mansion, atensi Ellana tak sengaja menatap gazebo kecil. Disana ada Alan dam Arion yang tertawa seraya menyeruput kopi nya.

"EL!" panggilan dari Alan membuat gadis itu tersadar.

"Kau mau kemana?"

Mati-matian Ellana tidak menengok ke arah Arion. Sejak tadi atensi lelaki itu terus mengarah pada nya dengan senyum tipis nya.

Ellana menarik napas nya sejenak lalu menghembuskan nya perlahan. "Aku mau ke kantor."

Setelah itu kedua kaki nya melangkah keluar dari mansion.

"Dia ingin bekerja? Untuk apa?" ucap Alan seraya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Entah lah, mungkin ingin menghabiskan waktu nya sebelum menikah dengan ku?"

Alan memutar mata nya. "Sejak kapan kau jadi percaya diri seperti ini? Bagaimana jika aku tidak merestui kalian?"

Arion menyeringai. "Mau tidak mau kau harus merestui ku, kakak ipar."

Alan berdecih kecil. "Sialan!"

...

Butuh waktu dua jam untuk menuju kota Stade. Jarak mansion ke stasiun cukup jauh hingga Ellana terpaksa harus menggunakan taxi kesana.

Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Tepat waktu. Dia datang tidak telat. Kini dia sudah berada di gedung perusahaan nya dia bekerja.

Saat hendak menuju lift, tak sengaja dia bertemu dengan atasan nya. Sontak saja dia segera melangkah ke arah nya dan menutupi jalan nya.

"Sir I'm sorry. My left wrist is sick, because there was an accident in my Apartment" ucap Ellana dengan kedua mata yang mulai mengeluarkan air mata. Sungguh dia takut di pecat.

(Pak saya minta maaf. Pergelangan tangan kiri saya sakit, karena ada kecelakaan di apartment ku)

"I—"

AMSTERDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang