35. Life In German.

1.5K 79 1
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan alur, latar, atau tokoh.

Selamat membaca. Jangan lupa vomment

...

Lima tahun setelah nya.

Kini Alan dan Arion sudah berumur empat puluh tahun. Mereka berdua masih tinggal di mansion yang sama dan bekerja di gedung yang sama.

Alan menjadi pebisnis yang terkenal hampir satu dunia. Abercio Company kini mulai bertumbuh di berbagai negara. Alan juga berhasil membuat perusahaan nya membuat cabang lagi di beberapa negara dalam lima tahun terakhir ini, yaitu Amerika dan Perancis. Di Indonesia pun sudah nambah tiga cabang lagi di Surabaya, Solo, dan Kalimantan.

Posisi direktur keuangan kini diduduki oleh Arion. Lelaki itu bekerja di kantor pusat nya di Jakarta. Jadi setiap mau berangkat kerja, mereka selalu berangkat berdua di satu mobil yang sama.

Arion juga dinyatakan sudah sembuh dari penyakit nya. Tentu hal itu membuat Alan dan Arion bahagia. Saat itu sebagai hadiah, Alan memberikan nya satu mobil Lamborghini keluaran terbaru.

Jam menunjukkan pukul dua belas siang. Jam istirahat para pekerja di mulai. Arion tampak nya tidak berminat melakukan hal apa pun itu. Atensi nya terus tertuju pada foto yang berada di pegangan nya. Itu adalah foto Ellana saat dia kurung di ruangan itu. Disana Ellana masih memakai pakaian khas rumah sakit dan duduk di lantai sambil melihat pemandangan gunung.

Arion menghela napas nya. Sekarang dia sadar bahwa dia mencintai gadis itu. Dia cinta dan dia rindu dengan nya.

"Where are you, Ellana?" lirih nya.

Tanpa sadar bahwa, Alan berada di depan pintu ruangan nya. Dia melihat semua itu dari celah pintu. Dia juga dapat mendengar lirihan nya, walaupun terdengar sangat pelan seperti bisikan.

"I'm sorry."

Tiga bulan setelah kejadian itu, Alan juga kehilangan Ellana. Entah apa yang terjadi, titik merah di ponsel nya seketika menghilang. Menurut buku pemandu nya, berarti alat pelacak nya sudah dilepas atau dihancurkan.

...

Stade, Jerman.

Hidup Ellana semakin membaik. Dia mulai akrab dengan semua orang di dekat nya. Bahasa Jerman nya pun semakin fasih.

Dia mendapat tiga pekerjaan sekaligus. Untuk weekdays di pagi hingga sore hari dia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan keuangan. Untuk di weekend siang hingga sore hari dia bekerja di toko bunga, lalu malam hari nya dia bekerja di restaurant cepat saji.

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Ellana baru kerja. Hari ini dia lembur, karena  perusahaan sedang di ambang kehancuran. Ada sedikit kesalahan yang atasan nya lakukan hingga hampir bangkrut.

Sebelum pulang, dia menyempatkan diri membeli makanan cepat saji di dekat kantor nya. Tak lupa dengan segelas kopi untuk menemani malam hari nya.

Selalu begini. Dia selalu begadang. Setiap malam dia selalu bermimpi tentang Noah atau Arion, membuat nya merindukan kedua lelaki itu.

Noah Ambrosius, nama yang pernah masuk ke dalam hati Ellana, namun sekarang sang pemilik nama sudah pergi jauh meninggalkan nya. Ellana tidak bisa terus mencintai nya hingga akhirnya dia berusaha merelakan sang pemilik nama. Usaha nya itu berbarengan dengan dia terus menyibukkan diri nya untuk bekerja. Dia sengaja tidak mengambil cuti satu hari pun, karena dia tidak mau teringat lagi dengan nya.

Ellana menghela napas nya. Lagi dan lagi dia hanya memakan cheese burger. Sudah berapa kali dalam seminggu dia memakan makanan itu? Ellana yakin pasti lebih dari sepuluh kali. Ellana tahu makanan itu tidak sehat, apalagi jika terus dikonsumsi secara terus menerus, tapi dia terlalu malas untuk melakukan aktivitas lain nya, termasuk memasak.

...

Ellana mendesah kesal. Hari ini atasan nya meliburkan nya karena masalah perusahaan nya sudah membaik. Tidak ada lagi kebangkrutan yang terjadi.

Jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Semua masyarakat di Jerman baru memulai aktivitas nya. Ada yang bekerja, sekolah, dan kuliah, sedangkan Ellana hari ini hanya bisa berdiam diri meratapi nasib nya.

Gadis itu membuka kulkas nya. Kosong. Hanya ada satu botol air mineral disana.

Senyum kecil terbit dari wajah nya. Itu artinya dia mempunyai kegiatan, yaitu berlari pagi untuk ke supermarket. Lari masih menjadi hal favorit nya. Hampir setiap hari dia melakukan kegiatan itu. Ketika berangkat kerja dan pulang kerja, dia selalu berlari walaupun tubuh nya terasa lelah. Bagi nya berlari adalah kegiatan favorit nya dan akan selalu begitu.

Setelah mengunci pintu nya, Ellana mulai berlari menuju supermarket dekat apartment nya. Butuh waktu sekitar lima belas menit untuk sampai.

Deru napas nya masih tersengal-sengal. Gadis itu memutuskan untuk duduk sejenak di depan supermarket itu dan meneguk air mineral nya.

"Breaking news today! Alan Abercio, a businessman from Indonesia allegedly will build a branch of his company in the city of Hamburg!"

(Berita hari ini! Alan Abercio, pebisnis dari Indonesia di duga akan membangun cabang perusahaannya di kota Hamburger!)

Mendengar nama Alan sontak membuat Ellana menoleh ke arah TV yang berada di dalam supermarket. Gadis itu segera masuk ke dalam supermarket itu dan melangkah mendekat ke meja kasir.

Disana bisa Ellana lihat Alan tengah berjalan dengan kesulitan, karena tubuh nya di kerumuni oleh banyak nya para wartawan. Wartawan nya pun tak hanya dari Indonesia, dari berbagai mancanegara.

"Tuan Alan apa tujuan anda membangun cabang Abercio Company di kota Hamburg? Kenapa tidak di Berlin?"

Alan tersenyum kecil lalu mendekat ke mikrofon. "I think it will be nice if I build up my company in Hamburg, beside Hamburg is a good choice, right?"

(Aku pikir akan lebih baik jika membangun perusahaan ku di Hamburg, lagipula Hamburg adalah pilihan yang bagus, bukan?)

Ellana termenung. Jika Alan membangun cabang perusahaan nya lagi di kota Hamburg, itu berarti ada kesempatan bagi nya untuk bertemu dengan nya. Jarak Hamburg dan Stade tidak begitu jauh, hanya tiga puluh menit dalam perjalanan jika menggunakan kereta.

Tak lama dia mendengar suara keributan lagi dari TV. Disana di belakang Alan, Arion berjalan dengan langkah tegap nya. Aura wajah nya sudah tidak menakutkan seperti dulu kala. Dia terlihat lebih baik.

Tapi ketika Arion lewat, banyak wartawan yang langsung menghindari nya. Apa mungkin mereka mengetahui hal itu? Entah lah Ellana sendiri pun tidak dapat memastikan nya.

Melihat wajah Arion membuat gadis itu merindukan nya. Dia bodoh. Kenapa dia harus jatuh cinta dengan penculik nya? Aneh kau Ellana!

...

Jangan lupa vomment♡

AMSTERDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang