29. Love pt 2.

2.5K 121 16
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan alur, latar, atau tokoh.

Selamat membaca. Jangan lupa vomment♡

...

Tiga hari dirawat kini tubuh Ellana semakin membaik. Dia sudah diperbolehkan untuk pulang.

Alan dan Noah memutuskan untuk membawa Ellana kembali ke Amsterdam. Alan menyewa satu unit apartment untuk Ellana dan Noah.

Bukan tanpa alasan Alan tidak membawa nya kembali ke Indonesia, dia hanya takut jika Hans kembali berbuat buruk kepada adik nya. Sudah cukup dulu dia hanya bisa melihat tanpa membantu, sekarang dia yang akan memisahkan nya dengan Hans.

Pesawat Alan landing di gedung apartment yang sudah dia sewa. Setelah kedua orang itu turun, pesawat Alan kembali terbang menuju Indonesia.

Noah menggenggam tangan Ellana seraya menarik nya pelan menuju unit ruang mereka.

...

Amsterdam, Belanda.

Terdapat tiga kamar tidur yang sudah menyatu dengan kamar mandi, satu dapur yang menyatu dengan ruang tamu, dan balkon di ruang tamu. Unit apartment yang Alan sewa cukup besar untuk mereka berdua.

Ellana mengambil kamar yang berada di ujung ruangan. Kamar itu terlihat lebih kecil dari yang lain nya, tapi tetap masih ada kamar mandi yang menyatu di kamar nya. Di dalam kamar nya ada satu jendela besar yang menampilkan pemandangan kota Amsterdam. Di kamar nya juga sudah ada beberapa perabot seperti tempat tidur, meja kerja, dua lemari, dan dua nakas di samping tempat tidur nya.

Ellana menutup tirai nya lalu melangkah ke cermin yang berada di lemari nya. Di tatap nya dari atas hingga bawah. Penampilan nya berubah. Tidak ada lagi Ellana yang suka berpakaian modis, melainkan hanya mengenakan sweater tebal dan celana jeans.

Gadis itu menyingkap sweater nya hingga ke dada. Di area perut nya terdapat banyak luka yang sudah mengering dan memar. Tak hanya disitu, di pergelangan tangan nya pun juga sama. Ellana yakin luka yang Arion berikan tak akan pernah bisa sembuh.

Ellana menghela napas nya. Sampai sekarang dia tidak tahu apa masalah Alan dan Noah dengan Arion hingga dia berani menculik dan memperlakukan nya dengan kasar. Tak hanya itu dia juga merengut apa yang dia miliki.

Mengingat siang itu membuat Ellana merasa kecewa dengan diri nya sendiri. Dia yang bodoh tidak bisa menjaga diri nya sendiri, kenapa saat itu dia tidak menendang atau menonjok nya? Kenapa saat dia bisa kabur saat itu dia tidak mengumpat di salah satu ruangan dari banyak nya ruang disana?

Kenapa, kenapa, dan kenapa terus memenuhi benak nya. Namun nyatanya kejadian itu tetap menimpa Ellana. Meskipun banyak spekulasi ketika dia bisa melawan, namun semua sudah terjadi dan waktu tidak akan bisa diulang lagi.

Jadi kan lah semua sebagai pelajaran hidup.

Begitulah kata-kata yang terus terngiang dalam benak nya.

Merasa kedua mata nya yang mulai memberat, Ellana merebahkan tubuh nya di atas ranjang nya. Lagi dan lagi Ellana hendak merasa nangis. Ranjang ini sangat empuk dan lembut, tidak membuat luka di punggung nya terasa sakit atau perih sedikit pun.

Perlahan kesadaran gadis itu mulai menghilang dengan kelopak mata nya yang mulai tertutup. Ellana tertidur.

...

AMSTERDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang