Poor baby girl

924 77 12
                                    

"Keluarga mohon tunggu di luar, kami akan menangani pasien." Ucap seorang dokter wanita yang sering menangani Joohyun check-up.

"Tolong lakukan yang terbaik untuk putriku dokter!" Ucap Tuan Bae disertai nafas beratnya. Dia sudah tak peduli karena menangis di depan orang lain.

Setengah jam yang lalu, Keluarga Bae datang terburu-buru karena panggilan telepon dari rumah sakit yang mengabarkan bahwa wanita pemilik ponsel ini pingsan di lift apartemen dengan kondisi pendarahan. Suji yang pertama menerima telepon itu karena nomornya berada paling atas setelah Suho.

Suji dan ibunya saling memeluk, sedang Tuan Bae yang selalu kuat bahkan menangis memunggungi anak dan istrinya.

"aku memang kecewa padanya, tapi aku mohon selamatkan dia dan cucuku yang tidak bersalah"

Dia belum tahu kenyataannya, kalau anaknya begitu karena Suho yang berkhianat. Namun bagaimanapun bangkai disembunyikan, baunya tetap tercium. Telepon berdering di ponsel Suji yang segera menjauh dari ayah dan ibunya.

"Jadi benar tadi Joohyun yang datang"

"Sungguh kau belum tahu?! Unnie pendarahan, bisa terjadi sesuatu antara dia dan bayinya!"

"Suji aku minta maaf, tolong katakan pada Joohyun. Dia salah paham. Yang diucapkan wanita itu tidak benar"

"Apa yang kau bicarakan hah?! kau berhianat pada kakakku? dasar brengsek! Unnie begitu mencitaimu! jangan datang lagi atau kulaporkan kau pada Ayah!"

Suji menutup teleponnya secara sepihak. Namun dia tidak sadar ayahnya mendengar semua itu.

"Siapa yang akan kau laporkan pada ayah?"

"T-tidak ada"

"Jawab dengan jujur, Bae Suji!"

"Maaf ayah, ini semua salahku. Salahku yang membiarkan Unnie masih menemui pria brengsek itu. Tolong jangan marahi  dia..."

Dia sampai berlutut menyatukan tangannya di atas kepala. Mengira tuan Bae akan menamparnya seperti yang dilakukan pada Unnienya, tapi dia hanya menarik ponsel Suji lalu membantingnya sampai hancur.

Tuan Bae ingin bergegas menemui Suho dan membunuhnya. Tak peduli kalau dia akan masuk penjara setelahnya. Namun Dokter kembali keluar dengan wajah seriusnya.

"Nyonya Joohyun hampir saja melahirkan di usia dini, tapi kami sudah memberikan penguat kandungan."

Akhirnya mereka masuk bersamaan untuk melihat kondisi Joohyun. mata sembabnya masih terpejam. Pakaiannya sudah berganti pakaian rumah sakit. Ibunya terus menangis, karena merasa anak sulungnya begitu menderita di kehamilan pertamanya. Memikirkan apa kesalahannya di masa lalu hingga berimbas pada nasib buruk anaknya?

Tangannya menyeka keringat Joohyun lalu mengusap perlahan calon cucu pertama mereka. Tapi reaksi yang diberikan Joohyun terlalu berlebihan hingga membuat keluarga ikut panik. Joohyun terjaga dan mengeluh sakit, sangat sakit pada perutnya.

Rasa mulas tapi bukan ingin buang air besar. Segera tuan Bae kembali memanggil dokter untuk mengecek kondisinya. Dengan tergopoh-gopoh Dokter yang bernama Kim Taeyeon itu datang melihat Joohyun yang menahan rasa sakit sambil meremat selimut.

Keluarga dipersilakan keluar hingga beberapa menit dokter Taeyeon keluar dengan pakaian steril yang sudah berlumuran darah.

"Pendarahannya semakin banyak, kami terpaksa harus melakukan operasi caesar pada nyonya Joohyun meskipun belum waktunya, bisa tolong berikan persetujuan anda?"

Dengan tangan gemetar, Tuan Bae menandatangani surat persetujuan yang menyatakan beberapa kemungkinan termasuk anak dan cucunya yang bisa saja tidak selamat. Memang begitulah konsekuensinya, mengingat kondisi kesehatan Joohyun yang menurun serta usianya dan bayinya yang masih dini.
Di tambah, Joohyun memerlukan banyak transfusi darah.

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang