Sepulang dari acara makan bersama kala itu, Yerim kembali menjaga jarak dengan Joohyun. Dia yang sok mandiri tidur dengan memunggunginya dan memilih untuk bangun lebih pagi supaya Joohyun tidak lagi menyiapkan apapun.
Awalnya Joohyun berpikir positif bahwa anaknya memang anak yang mandiri, jadi dia membiarkan hal itu, tetapi lambat laun, komunikasi mereka juga semakin renggang.
Hal itu yang menjadi tanda tanya besar bagi Joohyun, apa ada sesuatu yang terjadi tanpa sepengetahuannya? ia berniat menanyakan hal itu setelah Yerim pulang sekolah.
Namun, dari kejauhan dia melihat anaknya berjalan dengan tertatih. Tentu dia langsung keluar dari mobilnya dan menghampiri Yerim yang sedang melamun sambil berjalan sampai terkejut karena kedatangannya. Saat sadar orangnya siapa Yerim harus marah.
"IH SONBAE!"
Teriakan Yerim tidak dipedulikan karena fokusnya teralihkan pada luka Yerim yang sepertinya semakin parah. Padahal Joohyun rutin mengobatinya setiap malam.
"Kamu habis jatuh ya?" Tanya Joohyun penuh selidik, Yerim menggeleng sambil memundurkan kakinya. "Lalu kenapa lukanya bisa bertambah parah?!" nada bicaranya mulai meninggi, apalagi Yerim hanya menunduk tanpa berniat menjawab membuat emosinya naik ke ubun-ubun. Joohyun berdecak lalu sejurus kemudian membopong Yerim dengan gegabah.
"KYAA TURUNKAN AKU!! AKU MALU!"
Joohyun tetap membawa paksa Yerim yang terus meronta ke dalam mobil hingga pintunya ditutup kencang.
BLAM!
Yerim menyilangkan tangan sambil cemberut sebagai bentuk protes pada orang yang baru masuk ke mobil ini.
"Kau pikir ini lucu?!" Tanyanya dengan wajah kesal menbuat Joohyun yang baru saja duduk terkejut, tanpa pikir panjang lagi dia menjawab Yerim dengan menunjuk luka di lututnya.
"Yah! kau pikir ini juga lucu?! terus bertambah parah setiap harinya, kau mau lututmu bolong huh?"
Yerim langsung tersentak kaget. Dia tak' menyangka Joohyun akan memarahinya balik, tidak seperti biasanya. Lidahnya terasa kelu untuk membalas ucapan Joohyun hingga berakhir diam sambil menutupi lukanya dengan rok. Joohyun menghela nafasnya lalu menyentuh rok itu dengan tatapan dalam yang mengintimidasi Yerim.
"Iya iya..aku jatuh!"
"Sudah tahu!" Jawab Joohyun sambil menyingkap rok Yerim.
"Kalau sudah tahu kenapa bertanya?"
"Untuk mengetes kejujuranmu yang ternyata tidak terbukti.." Jawaban Joohyun seperti mengejek membuat Yerim mengepalkan tangannya.
"Setelah ini kita harus ke rumah sakit, tanpa penolakan!" Ucap Joohyun final, Yerim kembali menyilangkan tangannya meskipun Joohyun memakaikan sabuk pengamannya.
Mereka pergi ke rumah sakit dan bertemu dokter yang pertama kali menangani Yerim. Dokter tersebut pun menjelaskan bahwa luka Yerim adalah luka baru itu artinya bukan karena memar. Untuk mempercepat kesembuhan, sang dokter menyarankan Yerim untuk tidak sekolah selama tiga hari ke depan. Tahu sendiri anak keras kepala ini seperti apa,
"Yasudah satu hari, deal?"
"Oke deal!"
Yerim pulang dengan digendong di pundak Joohyun. Selama perjalanan, dia memerhatikan wajah serius Joohyun ketika menatap orang yang berlalu larang, terlalu menyeramkan menurutnya hingga dengan jahilnya dia menutup mata itu dengan tangan.
"Yha! kamu mau kita jatuh?!"
Yerim menjawabnya dengan cekikikan tanpa rasa bersalah, "Siapa suruh terlalu seram. Kau seperti akan memakan mereka kenapa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SONBAE-NIM [ YERENE ]
Fanfictionyang satu senior aneh, yang satu dokter. Dua-duanya Ibu Yerim? Bisakah Yerim menerima kenyataan hidupnya? Let Yerim surprise you✨