"Joohyun..?"
Panggilannya dalam hati, sebagai reaksi terkejut. Meskipun penampilan Joohyun jauh berbeda karena wajahnya semakin tirus dan tubuhnya langsing. Tapi Taeyeon masih hafal, tatapan tajam keputus-asaannya. Masih sama mengintimidasinya.
Hingga pandangannya perlahan turun, pada dua anak gadis yang mengapit Taeyeon. Netranya mulai berkilauan,
Joohyun meremat dadanya yang terasa sesak. Dia mengingat pernah mendengar nama Yerim di atas panggung, pikirnya banyak yang menggunakan nama itu. Jadi dia tidak serius melihat wajahnya.Namun dugaannya salah, nama itu hanya satu, miliknya.
"Eum..Halo sonbae! itu milk ibuku :)"
Joohyun dan Taeyeon menoleh bersamaan pada suara menggemaskan itu. "Ss-sonbae..?" responnya setengah berbisik sebab air matanya menetes tepat setelah panggilan itu dilontarkan.
Gadis kecil yang tadi memukau seisi panggung itu mengangguk polos sambil menyodorkan tangannya untuk menerima tanda pengenal ibunya. Dia tak tahu kalau wanita di depannya inilah, yang ibunya.
"Iya, Sonbae anggota red velvet kan? saya mengenal anda, I.." Anak itu sedikit lupa sampai sang adik yang dikuncir dua bantu menyuarakan. "Irene!"
"Ya! Irene sonbae-nim, maaf sedikit lupa. Tapi aku betulan mengenal grupmu. Sekali lagi, terimakasih sudah membantu ibuku.." Dia membungkuk sopan.
Joohyun menghapus kasar air matanya.
Selain merasa kecewa, juga merasa cemburu. Karena Aegi benar-benar melupakan ibu dan mengingat ibu orang lain.Dengan gemetar tangannya meletakkan tanda pengenal Taeyeon di atas tangan yang lebih kecil darinya. Joohyun mencoba mengikuti naluri keibuannya, berpindah menyentuh bahu yang dulu kecilnya selalu tidur nyenyak di dadanya, kini sesulit itu untuk direngkuh erat.
"H-hanya itu, kau mengenalku?" Tanyanya masih dengan netra yang berkilauan. Membuat si polos Yerim tersenyum canggung lalu melirik Taeyeon. Dan Taeyeon pun, tahu apa yang ingin dilakukan Joohyun ialah memeluk Yerim, maka ia berniat menghentikannya.
"Irene."
Joohyun tak menjawab, dia tetap terpaku pada gadis kecil yang kini menundukkan wajahnya. Membuat rasa rindunya semakin membuncah ingin mengintip wajah itu dan mengajaknya berbicara.
"Yer-"
"Irene-ssi!"
Ucapannya langsung terpotong, dilihatnya Taeyeon memasang ekspresi memelas. Memaksa Joohyun melepas sentuhan kecil itu dan Yerim menunjukkan wajahnya perlahan, Dia baru menyadari netra yang berkilauan itu mengeluarkan sumbernya.
"Sonbae menangis?" hati mungilnya bersuara.
Yerim jadi bertanya- tanya kenapa seniornya terlihat sangat menyedihkan? apa karena dia yang tidak mengingat namanya? Atau karena hal lain?
Dia ingin meminta maaf, tapi sepertinya ibu tidak mengijinkan."Anak-anak, sudah waktunya makan siang. Yerim pamit pada seniormu! Karina ikut juga!"
Kedua anak itu patuh, membungkuk pada Joohyun yang lemah. "Sampai bertemu lagi sonbae-nim~"
Tangan Joohyun terkepal kuat. Sudah tak mampu berbicara lagi selain menatap dalam Taeyeon, meminta penjelasan.
"Terimakasih, Irene-ssi. Semoga kita bertemu dengan keadaan yang baik!" Ucap Taeyeon lalu merangkul dua anaknya untuk berbalik, tapi dia berbisik di telinga Joohyun sambil menyelipkan sesuatu di saku rok jeans milik Joohyun.
"Hubungi aku ya? Orang-orang memperhatikan kita, maaf aku harus membawanya pergi, lagi."
Joohyun tak bergeming. Dia membiarkan Taeyeon pergi dan berganti dengan kedatangan membernya yang langsung penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SONBAE-NIM [ YERENE ]
Fanfictionyang satu senior aneh, yang satu dokter. Dua-duanya Ibu Yerim? Bisakah Yerim menerima kenyataan hidupnya? Let Yerim surprise you✨