Michigetta

692 86 21
                                    

Hari sudah berganti malam, Yerim risau karena ibunya tak kunjung datang untuk menjemputnya. Memang sih besok hari libur, tapi kan Yerim ingin pulang, rindu dengan rumah dan penghuninya. Di sini dia merasa asing, meskipun Joohyun dan adiknya sangat baik.

Joohyun yang memperhatikan sang anak hanya mengaduk-aduk makanannya, merasakan kalau ada yang sedang dipikirkan, maka dia memilih bertanya.

"Kenapa belum di makan? Yerim tidak suka?"

Yerim menoleh dengan raut sedih, dia ingin jujur. Bukankah seniornya ini sangat suka kejujuran?

"Sonbae, apa Yerim boleh tanya?"

Joohyun mengangguk, "Tentu saja, Yerim ingin bertanya apa, heum?"

"Kenapa ibu belum datang juga? ini sudah malam :( " Yerim mengucapkan itu dengan mata yang berkaca-kaca, Joohyun jadi merasa tidak tega.

"Soal itu, bukankah sebelumnya kita sudah menelpon tapi tidak diangkat, bukan?"
Yerim mengangguk, memang sebelum makan malam Yerim kembali meminta Joohyun untuk menelpon ibunya. Mau tak mau Joohyun pun menurutinya.

"Apa Sonbae bisa mengantarku pulang? aku akan bertanya pada Manager Oppa tentang alamat rumahku.."

Kelopak mata Joohyun sedikit melebar, tak menyangka anaknya sudah berpikir sejauh ini hanya untuk pulang. Dari sini juga Joohyun mulai mengakui kalau Yerim mengambil sifatnya yang selalu berpikir jauh ke depan.

"Tidak perlu menelpon Manager-mu, Aku akan mengantarmu pulang ke rumah. Tapi kita harus memastikan lagi setelah Yerim makan."

Yerim mengangguk dengan ekspresi yang berubah senang. Saking senangnya sampai tak sadar memeluk leher Joohyun.
"Yey, Terima kasih Sonbae kau memang teman yang baik!"

Entah kenapa mendengar Yerim mengatakan hal itu justru membuat hati Joohyun sakit, padahal dia yang awalnya beride demikian.

"Hum, sekarang habiskan dulu makananmu, Arrachi?"

"Arraseoyoo~" Jawab Yerim lalu mulai makan dengan lahap. Joohyun begitu hanyut dalam senyumannya.

Ibu bahagia kalau Yerim bahagia, tapi tidak dengan alasan kebahagiaannya.

Setelah kegiatan makannya selesai, Yerim kembali menemani Joohyun untuk minum obat.

"Wajah Sonbae pucat sekali~"

Joohyun terkekeh pelan, "Eung, tentu saja Sonbae kan sedang sakit."

"Tapi tetap Yeppo ya?"

Joohyun yang sedang minum, kembali tersedak mendengar ucapan anaknya hingga menimbulkan gelak tawa  "Sonbae betulan anak kecil ya? Apa sebenarnya kita seumuran?" Tanya Yerim dengan polosnya membuat Joohyun tidak percaya.

"Yah, kamu mencoba balas dendam heum?"

Yerim menggeleng dengan wajah tengilnya. "Tidak memang apa itu dendam? kenapa harus di balas?"

Pertanyaan Yerim memunculkan ide jahil di otak Joohyun. Dia sedikit maju untuk menghapus jarak mereka. Yerim yang terkesiap, belum ada persiapan bangun ketika jari jemari Joohyun justru menyusuri pinggangnya.

"Ack~ hehe geli~"

"Kamu yang anak kecil heum! kamu~"

"Ehehe, tidak aku sudah besar~"

Yerim yang merasa geli mencoba melepaskan diri, tapi terlalu lemah karena tawanya. Akibatnya kasur jadi berantakan karena ulah mereka berdua.

Namun bak kemarau tersiram air hujan, semua kesenangan itu seketika menghilang setelah Yerim teringat janji Joohyun saat makan malam.

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang