Like mother like daughter, got trauma

518 72 9
                                    

Setiap manusia, berhak memiliki banyak harapan dan tuhan tidak pernah membatasi itu. Sama dengan manusia lainnya, Joohyun yang orang lain pikir hidupnya sudah sempurna pun, masih memiliki banyak harapan. Salah satu harapan yang paling ingin sekali dikabulkan adalah harapan tentang putrinya.

Dia memang bukan orang tua yang baik, dia memang bukan ibu yang sempurna, tetapi dia memiliki harapan yang sama seperti ibu lainnya, dia ingin anaknya tumbuh dengan baik, sehat dan bahagia. Namun, satu dari ketiga harapan itu hari ini kembali dipatahkan. Tuhan berkehendak lain, putrinya kembali masuk ke tempat yang dia benci, rumah sakit. Karena kejadian satu jam yang lalu,

Dengan nafas yang terengah-engah dia menunggu Soojung membuka pintunya, tetapi waktu beberapa menit jadi terlalu lama untuk sekarang. Bahkan pandangannya mulai memburam, mendengar tawa jahat anak-anak nakal itu menyebut Kim Yerim seperti ikan yang naik ke daratan. Mereka terlalu asik mengerjainya tanpa tahu kalau sebentar lagi Yerim akan hilang kesadaran.

"Sudah Jung Soojung! Hancurkan saja pintu ini!"

Tanpa perlawanan lagi, Wajah Yerim dengan mudahnya kembali tenggelam dalam kubangan air di wastafel. "Ahhp-" Yerim sudah mengangkat kedua tangannya tanda dia menyerah, tetapi buruknya perangai Kim Shinyoung, membuatnya terus merendam Yerim lebih lama dari sebelumnya.

"Sudahlah Youngi, dia hampir sekarat!"

"Biarkan! ini yang terakhir, harus lebih istimewa"

"Tapi Youngi, dia akan Mat-"

brak!!

Pintu kamar mandi akhirnya berhasil terbuka dengan Joohyun yang kepalanya hampir mendidih. Persetan jika anak-anak itu akan mengenalinya. Yang terpenting, dia masih mengingat jelas, bagaimana ekspresi anak-anak nakal itu ketika Joohyun menangkap basah perbuatan buruk mereka. Dan akan Joohyun ingat dengan baik, bagaimana rupa ketua perundungnya.

Joohyun hampir linglung ketika pandangannya beralih pada anak perempuan yang sudah tak sadarkan diri di tangan Kim Shinyoung. Suaranya menggema sambil menarik Yerim jatuh ke pelukannya.

"Kenapa kalian tega menyiksanya?! apa salah dia pada kalian?!"

"Kalian hanya anak-anak! bagaimana kalian bisa sekejam ini?! Apa orang tua kalian yang mengajarkan untuk menyakiti orang lain?!"

Sebelum akal sehatnya hilang dan membalas perbuatan mereka, Joohyun segera membawa Yerimnya keluar dari tempat kotor tersebut. Dia tidak takut jika nanti, anak-anak itu yang akan mengadu pada orang tuanya. Karena dia pun orang tua yang sedang mencari keadilan untuk anaknya.

Di dalam mobilnya, Joohyun melepas seragam Yerim yang basah, lalu berusaha untuk mengeluarkan air yang banyak tertelan dengan menekan - nekan area dada hingga Yerim memuntahkan airnya. Setelah itu, Joohyun membawa anaknya ke rumah sakit. Lagi, Yerim terbalut mantel hangatnya tapi dengan suasana yang jauh berbeda.

Dokter mengatakan, kondisi Yerim seperti orang yang tenggelam. Jika Joohyun terlambat sedikit saja, maka pernafasan Yerim akan terganggu dan berakibat fatal. Dia tidak bisa membayangkan hal itu terjadi. Karena lukanya akan jauh lebih pedih dari luka setelah melahirkannya.

"Unnie.."

"Unnie?"

Dirinya yang tengah melamun pun seketika sadar, karena kedatangan Suji. Mencoba tersenyum kecil meskipun sang adik tahu gelagat kakaknya ketika sedih. Dia langsung menarik Joohyun ke dalam pelukannya.  "Jangan sedih terus, Yerim pasti akan menertawakanmu nanti."

Dikatakan seperti itu, sama sekali tidak meredakkan kesedihannya "Biar saja, jika itu yang membuatnya bahagia, aku tidak keberatan" Ujarnya membuat Suji hampir menahan tawa karena kakaknya begitu pasrah.

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang