And it's always about you, Kim Yerim

710 90 23
                                    

Kondisi Joohyun langsung diinformasikan Suji kepada Tiffany selaku managernya. Dan media sudah ramai memberitakan bahwa Joohyun akan hiatus untuk sementara waktu karena masalah kesehatan. Jadi beberapa hari ke depan Joohyun selalu di rumah.

Padahal hari ini dia ada jadwal tampil di festival kampus ternama dan sudah merencanakan kegiatan menyenangkan yang akan dilakukannya bersama Yerim di liburan musim panas ini karena Yerim punya libur dua minggu. Tetapi semua rencana itu harus batal dan kebersamaan mereka adalah hal yang mustahil untuk diulang.

Itu terbukti sejak beberapa menit berlalu Yerim hanya mondar-mandir di depan pintu kamar Suji tanpa mengetuknya hanya karena dia malas, melihat wajah Joohyun. Entah Suji sedang apa hingga tidak kunjung keluar membuat Yerim kesal. Jujur kalau bukan karena ada latihan menari, Yerim lebih baik menonton film sampai tertidur ketimbang membuang waktu seperti ini.

Akalnya yang terbiasa ingin segala sesuatu 'cepat selesai' beride untuk menghitung dari satu sampai sepuluh dam jika pada hitungan ke sepuluh Suji belum keluar maka terpaksa, Yerim harus mengetuk pintunya.

Hitungannya dimulai dengan harap-harap cemas, berjalan lancar hingga di angka tujuh Yerim mulai pasrah, dan akhirnya sepuluh "Iya iya..aku ketuk pintunya!"cerocosnya sendiri sambil mulai mengangkat tangan, tapi kenapa berat sekali ya?

"ah jariku saja tidak rela menyentuh pintu ini, tapi oke aku ketuk pintu ini!"Ucapnya sekali lagi untuk meyakinkan diri yang terpaksa.

Dengan wajah yang dipalingkan dia mulai mengetuk "Kok bunyinya tidak nyaring sih?" hati mungilnya keheranan, lalu meraba yang diketuknya itu ternyata bukan pintu, melainkan "r-rambut?"

Dengan bulu kuduk yang meremang, Yerim berusaha menoleh perlahan-lahan dan langsung dibuat terkejut karena sapaan

"Annyeong aegiya!"

"Hwaa!!!"

Yerim yang terkejut, memutar badannya seratus delapan puluh derajat lalu kabur mengelilingi ruang tamu, mengajak si penyapa alias Joohyun main kejar-kejaran.

Sebelum larinya semakin pindah ke dapur, sepanjang luas apartemen, Joohyun memohon Yerim untuk berhenti. Tapi Yerim terlalu terkejut hingga lari sampai pintu utama tanpa rem kaki.

Jduk💥

"Aaww!!!" Yerim jatuh terduduk persis di depan pintu sambil mengusap dahinya yang memerah mungkin sebentar lagi membengkak. Joohyun yang terlambat sampai karena kelelahan, langsung memeluk kepala Yerim tanpa izin.

"lepas-lepas!!!" teriaknya sambil berusaha membebaskan diri dengan mudah karena Joohyun masih lemah.

Setelah terlepas justru tangisan Yerim semakin menjadi karena ulahnya sendiri yang menekan luka di dahinya. Rengekannya membuat seseorang di luar segera membuka pintu.

Cklek!

"Imoo~ dahiku sakit!!" Adu Yerim yang langsung disambut keterkejutan Suji, "Astaga...kenapa bisa begini ?!" Tanyanya panik seraya bersimpuh di hadapan Yerim. Yerim yang ditanya pun hanya diam hingga Suji mengalihkan tatapannya pada Joohyun yang seperti sedang tertangkap basah.

"Unnie lagi?"

Tahu apa yang dimaksud adiknya, Joohyun menggeleng kuat. Jelas bukan dia, tapi rupanya Suji sedang lelah.

"Sudah aku bilang tetap di kamarmu, kau tidak mengerti ya?!" Bentak Suji tanpa sadar sudah melukai perasaan kakaknya. Tanpa menunggu pembelaannya, Suji langsung menarik paksa tubuh Joohyun untuk kembali ke kamarnya.

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang