End, but not end for happiness (2)

267 39 3
                                    

Setelah perayaan ulang tahunnya yang sederhana, Joohyun sengaja menyiapkan sebuah misi, dia menyiapkan satu buah koper mini yang kini sudah di duduki oleh sang anak yang kebingungan dalam ajakannya. Mereka keluar lewat pintu belakang dengan mengendarai mobil milik Suji. Sejak berangkat, mereka tidak ada pembicaraan sama sekali. Joohyun sengaja memberikan waktu untuk anaknya sendiri.


Akan tetapi setelah mobilnya tiba di tempat tujuan, dia bergerak membuka sabuk pengaman sang anak. Wajah terkejut Yerim membuatnya mengingat awal pertemuan mereka. 

"Sudah sampai, setelah ini Mommy gendong ya!" Pintanya dengan tersenyum meskipun tidak berbalas karena wajah Yerim berubah panik sekarang.

"B - bagaimana kalau orang lain melihat?"

Joohyun terkekeh karena kekhawatiran anaknya yang berlebihan "Biarkan saja..." Lalu mencondongkan tubuhnya untuk berbisik "Mereka tidak mengenal kita, nak"  Mungkin dia pikir Yerim akan percaya, padahal tidak semudah itu.

"Tidak mungkin, Mommy sangat terkenal. Bukankah berbahaya jika kita pergi keluar?"

Semakin dipikir, kekhawatiran anaknya kini membuat senyum Joohyun luntur. Dia bahkan tidak berpikir sejauh itu sebelum membuat rencana ini, bagaimana bisa dia membiarkan anaknya cemas sendirian?

Dia menggenggam dan mengusap kedua tangan yang lebih kecil itu "Mommy akan siapkan penjaga, jadi Aegi tidak perlu merasa khawatir dan juga...." Joohyun merogoh saku celana jeans-nya "Ini benda favorit kita!" Tunjuknya pada sebuah masker hitam di genggaman. Tanpa menunggu respons Yerim, dia langsung memakaikan masker itu di wajah imut sang anak kemudian memakai untuk dirinya sendiri sambil membalikkan tubuhnya.

Dia menepuk kedua bahunya "Sekarang peluk Mommy yang kuat arraseo?!" dia senang karena anaknya mempercayainya untuk memeluk dengan erat. Membuat tubuh ringan itu jadi semakin ringan dalam gendongannya. Mereka berdiri di sebuah kedai sederhana yang jauh dari kata mewah. Joohyun memulai dongengnya.

"Aegi harus tahu, kedai ini sudah lama berdiri sejak Mommy masih sekolah dasar dan menjadi tempat favorit Mom untuk membeli Teokbokki!"  Meskipun tidak melihat, Joohyun tahu anaknya sedang antusias mendengarkan dengan bibir mungilnya yang terbuka.

"Dan puluhan tahun berlalu ternyata tempat ini masih buka hingga Mommy bisa mengajak versi kecil Mommy pergi kesini.."

Alis Yerim langsung bertaut, "Versi kecil?"

"Kamu, adalah versi kecilnya Bae Joohyun penyuka teokbokki!"

Terdengar begitu menyenangkan, tapi apakah Yerim boleh merasakannya di tengah keraguan yang melanda? ragu bagaimana bisa anak senakal dia lahir dari ibu sesempurna ibunya. 

Setelah membeli, mereka kembali masuk ke dalam mobil yang sudah menyala. Kali ini ibunya duduk bersama dengannya di belakang karena entah sejak kapan sopir pengganti itu sudah datang. Tidak lama, mobil mereka kembali berhenti.

Yerim mendongak ke jendela, sebuah sungai? yang di pinggirnya sudah ada dua buah kursi lipat dan meja kecil persis seperti sedang berkemah. Kondisi di sana juga lumayan dipenuhi wisatawan lain.

"Kejutan...setelah ini akan ada kejutan lain. Untuk sekarang kita harus duduk di sana, cha?" Bisik Joohyun di telinga anaknya yang sudah pasti ingin bertanya. Dia kembali merentangkan tangannya, kali ini menggendong Yerim seperti koala.

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang