Can we be friend?

593 87 19
                                    

Doa Yerim terkabul. Hampir satu bulan ini, senior aneh itu tidak lagi datang untuk menjemputnya. Bukannya tidak suka, hanya saja Yerim masih risih harus bertemu berkali-kali dengan orang dewasa yang dia baru kenali, tapi mengaku dekat. Lebih baik kalau orang itu sebaya, kan bisa berteman.

Jadi setiap libur pun Yerim pulang ke rumah. Menunggu ayahnya menjemput di hari terakhir sekolah, di dalam gerbang ditemani tas kura-kuranya. Tibalah mobil sedan hitam dan seorang pria tinggi berkacamata yang keluar.

Mata Yerim berbinar, lalu melompat ke pelukan pria itu sambil berteriak "Ayah!"
Pria itu pun tak kalah memeluk Yerim erat. Sangat terlihat dia seorang family man.

"Hari ini mau langsung pulang atau makan siang dulu?"

"Pulang! Yerim mau makan siang bersama ibu dan adik~" Ucapnya manja dalam gendongan sang ayah.

"Oke, kita take away habis itu makan dirumah!!"

Ayah dan anak itu pun pergi dengan mobil mewah mereka. Meninggalkan seorang wanita yang beberapa waktu lalu jatuh dari pagar sedang memperhatikan dengan sedihnya. Saking sedihnya sampai melepas kacamatanya untuk menghapus air matanya.

"Maaf, apa anak anda belum keluar?" Tanya penjaga yang waktu lalu juga mengiranya sebagai penculik.

Joohyun serasa mengulang peristiwa dengan latar perasaan yang berbeda. "Sudah, anakku sudah pulang. Terima kasih." Ucapnya lalu kembali ke mobil. Penjaga itu menatap bingung.

"Kapan anaknya keluar? Bukankah dia hanya berdiri di sini sejak tadi."

Dia kembali melajukan mobilnya tanpa arah. Beberapa bulan ini dia mendapatkan banyak job individu hingga grup. Maklum grupnya baru saja melakukan comeback setelah dua tahun vakum.

Kiranya setelah lelah bekerja, Joohyun bisa melepas penat bersama buah hati tercinta, mengingat sejak pertemuan terakhir mereka banyak kemajuan yang terjadi. Namun rupanya pemikiran Joohyun terlalu singkat untuk anak kecil yang friendly seperti Yerim.

Nyatanya hanya Joohyun yang menahan rindu. Sedangkan bocah sepuluh tahun itu tetap bahagia menjalani harinya.

Saat Yerim dan ayah angkatnya sampai di rumah, tiba-tiba terjadi hujan deras. Dan sebagai ayah yang baik, Heeechul menggunakan tubuhnya untuk melindungi si kecil Yerim. Tidak lama setelah itupun pintu utama terbuka menampilkan seorang wanita yang diliputi kekhawatiran.

"Astaga...kalian kehujanan?"

Yerim hanya menggeleng polos dan menunjuk sang ayah. "Hanya ayah yang kehujanan~"

Mendengar anaknya berbicara begitu, Heechul mengangguk dan memberikan cengiran khasnya. Membuat sang istri tidak jadi memarahinya.

"Huh, kalau begitu cepat masuk sebelum kalian masuk angin!"

"Siap ibu ratu!" Ucap ayah dan anak itu kompak lalu masuk mendahului Taeyeon. Taeyeon menggeleng pelan karena perilaku suami dan anaknya, Lalu dirinya juga ikut menutup pintu.

"Tunggu!"

Tangannya tertahan pada knop pintu. Dia mengenali suara serak itu milik siapa, akhirnya dia kembali membuka pintunya.
Ekspresinya langsung berubah terkejut ketika dugaannya benar.

"Joohyun?!"

Dia menarik Joohyun untuk ke teras rumah supaya tubuhnya tidak semakin terkena hujan. Namun Joohyun tetap menahan dirinya di tempat itu.

"Kenapa hujan-hujanan begini!?" Tanya Taeyeon dengan tatapan marahnya justru membuat Joohyun terkekeh. "Aku rindu bayiku~"

Taeyeon terkejut mendengar respon Joohyun. Jadi sejak tadi Joohyun mengikuti mobil suaminya hingga sampai ke rumah mereka?

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang