End but not end for happiness (3)

316 51 32
                                    

Pekerjaan Joohyun memang tidak bisa diubah. Pagi ini dia sudah berpakaian formal dan mencium dahi anaknya yang terduduk dengan wajah kusut di meja makan padahal sudah dimandikan. Mungkin efek karena tiba-tiba kembali ke Seoul padahal Yerim belum menjelajahi sepenuhnya Museum masa kecilnya itu.

"Maaf ya kalau sarapan kali ini kurang enak, sepertinya Mom kurang menambahkan bumbu karena terburu-buru"

"Mana pernah Mom masaknya tidak enak?" Anak itu sengaja memuji, tapi wajahnya tetap datar. Tahu kan tujuannya untuk apa?

"Gomawo, Mommy harus segera berangkat karena Manager Imo sudah menunggu,"

Ternyata Gagal. Ibunya tetap pergi, tapi sempat - sempatnya masih merapikan dasi Yerim yang miring.

"Nah, cantik sekali anakku--- Chup!" Kembali dahi Yerim dikecup, tapi sesudah ibunya berbalik dengan kesalnya tangan Yerim kembali menarik dasi pita itu hingga terlepas.

"Oh ya, hari ini Daddy---"

Sayangnya dia tidak tahu kalau ibunya kembali berbalik dan menatapnya sedih karena dasinya dilepas.

Ting tong!

Dan Syukurlah bunyi pintu itu membuat rasa bersalah Yerim berkurang seujung kuku.

Yang datang adalah sopir yang akan menjemput Yerim adalah ayahnya. Pria itu terlihat kikuk ketika berkontak mata langsung dengan mantan kekasihnya.

Suji yang kebetulan sedang segar sehabis mandi, menjadi semakin segar melihat drama pasangan mantan ini, curiga kalau nanti akan ada Yerim kedua.

"Jadi Daddy yang akan mengantarku ke sekolah?"

"Heum, karena Mommy akan sibuk hari ini, jadi sekarang Daddy yang akan menghantar Aegi ke sekolah. Setuju?"

"Tentu saja aku setuju, Mommy memang selalu sibuk!"

Jangan tanya bagaimana perasaan Joohyun sekarang, karena kalau bisa ditunjukkan pasti bentuknya sudah berkeping- keping.

Sebelum Suho benar- benar membawa anak mereka pergi, Joohyun sedikit berjinjit untuk berbisik di telinganya "Baca pesanku!" ucapnya yang justru membuat konspirasi Suji semakin besar.

"Bye Mommy, Aegi pergi sekolah dulu!"

Bahkan untuk pamit pun Yerim enggan berbicara, jadi kesannya Suho yang ingin ke sekolah.

"Aku curiga padamu!" Ucapnya persis setelah Joohyun menutup pintu membuat wanita cantik nan mungil itu menatap bingung pada adiknya.

"Apa maksudmu?"

"Aku malas berbasa-basi. Kenapa kau tidak membeli alat tes kehamilan saja?"
Mata Joohyun membulat sempurna. Ingin menampar Sujiz, tapi tangan kurusnya kalah cepat.

"Jangan salah paham dulu! Setelah kalian kembali dekat, aku curiga kalau akan ada Yerim kedua!"

Bahkan setelah diperjelas, rasa terkejut itu belum berkurang sedikit pun. Justru Joohyun semakin gemas mencubit bibir adiknya.

"Apa yang kau bicarakan?! tidak terjadi apapun antara aku dengannya!"

Mengalihkan rasa perih di bibirnya, Suji masih saja mencari perkara "Jadi kau belum ingat kejadian saat itu?"

°°°

Jika kakak dan adik itu sibuk bertengkar, berbanding terbalik dengan ayah dan anak yang terlihat begitu harmonis di pagi yang cerah ini.

"Kamu tahu, beberapa hari tidak bertemu rasanya Daddy hampir mati merindukanmu..."

"Thank You! memang aku pantas dirindukan" Jawab anak itu begitu keren sambil memakai sabuk pengamannya membuat Suho mendadak terdiam.

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang