Misunderstanding between brother sister

504 73 11
                                    

"Bagaimana? sudah menemukannya?"

Sebagai anak, Younghoon hanya mematuhi apa yang diperintahkan ayahnya seminggu yang lalu. meskipun dalam hatinya bertanya-tanya siapa orang itu sebenarnya? berharap dia bisa mendapatkan jawabanya di hari ini, tetapi kebenaran menunjukkan hal lain. Dia belum menemukan seorang 'Yeri' di lingkungan sekolahnya. Jadi mungkin, Younghoon harus mengubur rasa keingintahuannya sampai Suho sendiri yang menceritakannya.

"Belum dad, sepertinya dia tidak bersekolah di sekolahku." Begitu pendapatnya berharap sang ayah akan memaklumi, Suho langsung mengusap kasar wajahnya sambil membuka pintu mobil, "Yasudah, cepat masuk mobil!"

Beliau kecewa, Younghoon tahu itu. Karena kalau dia tidak kecewa, senyum kelinci selalu ayahnya tampilkan. Dan sekarang, bahkan menanyakan tentang sekolahnya saja ayahnya tidak lakukan.

Apa orang itu penting sekali untuknya?

"Karena tugasmu gagal, hadiahnya juga tidak ada!" Ucapan Suho seperti menjawab kata hatinya, membuat bocah sembilan tahun itu lagi-lagi harus patuh Younghoon lagi "Y-ya, tidak apa-apa, itu salahku."

"Bagus kalau kamu tahu, setelah ini juga kamu harus pindah sekolah."

Bahkan sisi otoriternya membuat Younghoon terkejut"Kenapa dad? aku nyaman-nyaman saja di sekolah yang sekarang~"

"Memang nyaman, tapi kamu tidak akan berkembang jika terus di sekolah itu. Kamu harus pindah ke sekolah seni!" Sungguh penjelasan yang tidak masuk di pikiran anak seusianya karena jelas ayahnya tahu bahwa dia tidak pandai di semua bidang seni.

"Tapi aku tidak pandai di bidang seni.." Ucap Younghoon sedikit pelan,

"Ya, kau hanya perlu dilatih lagi. Ingat, laki-laki itu tidak boleh manja dan bergantung pada satu bidang saja. Kau harus menguasai semua bidang!" Kata seorang yang bahkan tidak pandai mengurus bisnis.

Sesampainya di rumah mewah mereka, Suho langsung mengisyaratkan anaknya untuk naik ke kamarnya yang berada di lantai atas sedangkan dia pergi menghampiri istrinya yang sedang berkutat di dapur, tetapi bukan sedang memasak karena Eunbi tidak bisa.
Tanpa aba-aba lagi dia langsung melingkarkan tangan di pinggang sang istri hingga membuat Eunbi sedikit tersentak.

"Ah, uh! astaga aku kira siapa!"

Suho tertawa, "Memang siapa lagi? mungkinkah para maid?"

Eunbi mematikan kran air dan menghentikan kegiatan membersihkan kukunya di wastafel, lalu berbalik menatap Suho "Apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Wohoo~istriku memang paling mengenalku!"

Eunbi berdecak karena suara Suho terlalu keras, "Cepat katakan Kim Suho!" Suho pun mantap memulai pembicaraannya, "Begini Yeobo.. Aku perhatikan selama ini anak kita sering cidera karena aktif bermain basket, betul?"

Eunbi kembali mengingat kejadian-kejadian sebelumnya yang mana putranya memang sering cidera paling tidak satu bulan sekali karena dia senang sekali mengikuti pertandingan basket.

"Ya, lalu?"

"Ne, aku berencana memindahkannya ke sekolah lain yang kegiatannya tidak terlalu aktif. Menurutmu bagaimana?"

Alis Eunbi bertaut, "Haruskah? dua tahun lagi dia lulus dan soal basket itu, Younghoon sangat menyukainya Oppa"

"Iya, Oppa tahu. Tapi yang terpenting sekarang bukan hal itu melainkan tentang kesehatan dan keselamatan Younghoon. Apa kamu tega melihatnya terus terluka?"

Eunbi kembali berpikir dan pada akhirnya menyetujui, "Tentu hatiku sakit, ibu mana yang tega melihat anaknya terluka?"

"Tidak ada, maka dari itu sebagai ayah aku juga ingin yang terbaik untuk anakku. Jadi bagaimana, kamu setuju kan Younghoon pindah sekolah?"

SONBAE-NIM [ YERENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang