●11

1.1K 63 0
                                    

happy reading
vote yaa
coment juga yaa

"Saudaramu adalah satu-satunya orang yang tahu bagaimana rasanya dibesarkan seperti dirimu."

{Deandra Glendwijaya}

Sesuai dengan janji Dean tadi, pria jangkung tersebut pulang pada pukul 14:48 wib. Pemuda tersebut membawa beberapa kantong plastik dan ada beberapa macam buah.

Ia berjalan memasuki rumah mewah yang terlihat sangat sepi, bahkan asisten rumah dan adik nya sekarang tak terlihat sama sekali.

"Dekkk Devandra!!". Teriak Dean namun tak ada suara sahutan dari empu nya.

"Adekkkk~~~".

"Gue cobokin juga mukak lu lama-lama". Celetuk Dean.

"Devandra Glendwijaya!". Dean berdercak berulang kali. Ia melangkahkan kaki jenjang menuju kamar Devan untuk memastikan si adik berada dirumah.

ceklekk~~~

Pintu kamar berwarna coklat muda itu terbuka, dan langsung menampilkan tubuh tegap seseorang yang sedang sibuk di meja belajar. Ntah apa yang pemuda itu lakukan.

Dean bernafas lega setidaknya adik nya itu mengikuti perintahnya untuk tetap berada dirumah. "Dicariin juga". Ujar Dean mengusap pundak pemuda yang sedang fokus tersebut. Sontak saja Devan langsung terkejut sampai kuasa di tangan nya jatuh begitu saja dan cat yang menempel pada kuas itu sudah bercecer di lantai.

"Elu bang!, salam dulu masuk kamar orang itu kaget tau!". Celetuk Devan mendengus pelan. Sedangkan sang abang terkekeh keras.

"Ngapain si sibuk banget adek gue". Ujar Dean menarik kanfas yang sedang di sembunyikan Devan tersebut.

"Noway bang!".

"Kenapa engga si lagian gambar naon eta kamu".

"Ini tu gambar penting lo gausah tau sana hus hus".

"Lah ga bisa gitu dong, kamu gambar yang aneh-aneh ya, sampai abang ga boleh liat".

"Ya ga lah, abang kira otak gue sengklek". Protes Devan menarik kembali kanfas yang berada di tangan Dean tadi.

Dan menyembunyikan kanfas tersebut di balik punggung tegap nya. Ia menatap Dean dengan tatapan introgasi yang tajam.

"Menggemaskan" bathin Dean.

Ia bangkik dari kursi nya dan mendorong punggung Dean untuk keluar dari kamar nya. Dean menurut? tentu saja tidak, pria jakung itu malah naik ke atas ranjang sang adik dan selonjoran. Ia mengambil jam beker Devan yang terletak di atas nakas samping tempat tidur nya. Ia memutar jam tersebut bahkan ia juga sesekali mengguncang benda bulat itu.

"KASUR GUE DEANDRA!!!. ARHGGGG ABANGGGG".Teriak Devan frustrasi sembari menimpuk wajah Dean dengan bantal tidur nya.

Kasur adalah segalanya bagi Devan tak ada yang boleh meniduri kasur nya jika sudah tertata bersih. Berbeda dengan Dean pria itu lebih suka menghabiskan waktu nya di atas ranjang. Seperti bermain game, belajar bahkan hal lainnya.

Sedangkan Devan pemuda itu berbanding terbalik dari kembaran nya. Ia hanya akan menaiki kasur nya untuk istirahat setelah itu ia akan menghabiskan waktu nya di meja belajar dan ruangan musik.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang