●38

752 51 25
                                    

halo haloo thank u 19k sayangkuuu
aku ga nyangka masi bertahan sampai hari ini, tapi karna banyak pertimbangan yang udah aku buat, dalam beberapa hari ini aku bakal

mundurin end nya gimana menurut kalian, tapi otomatis bakal tetap di isi konflik ringan kok, tapi ga akan seberat sebelumnya. soo see you soon

jujur aku beneran ga rela buat selesaikan book ini, awalnya aku kira bakal sampai belasan bulan namatin nya ternyata engga ya, jadi kemungkinan sesuai pembaca aja karna tanggal lahir aku 29 jadi insyallalah 30k pembaca bakal aku stop, kalau sampai juga xixi amiin ya

●●●●●●

Setelah kejadian beberapa saat lalu, kini keadaan sudah mulai membaik, Fegan juga sudah ditindak lanjuti oleh pihak sekolah. Sedangkan donatur kemungkinan akan ditarik setengah dari sekolah. Siapa yang tak mengenal sosok Deandra ia tak pernah segan untuk menindas kembali jika ada yang sudah mengusik sang adik Devandra.

Aneh memang sebagian orang mengira, dari banyak segi pandangan, Dean terkenal dengan tatapan datar sedangkan Devan memiliki segudang tawa. "Akh monyet sakit bego!" Teriak Haikal. Pelakunya menoleh dengan tatapan santai, keributan kembali dimulai dengan keusilan Devan.

Ia kesal pada Haikal karna, pemuda itu sudah mengalahkan pernah ludo milik Devan. Sehingga dengan sepenuh hati ia menarik kuat rambut Haikal. Sehingga membuat sang empu meringis. "Yeeu bocil kampret"

"Lo ngatain siapa bocil hah!" Seru Devan sinis.

"Lo lah kenapa ga lo bogem aja mulut si anjing itu, harusnya lo manggil gue tadi"

"Lo kan ga bisa berantem" Jujur Devan, karna memang benar, Haikal pernah berantem dengan anak pak rt. Yang membuat ia di kejar dengan sapu oleh istri pak rt. Lalu dengan susah payah ia bersembunyi di balik kandang ayam yang kebetulan didalam nya sedang ada seekor ayam yang bertelur. Hal hasil pemuda itu sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ayam tersebut langsung mengejar dengan sesekali mematok bokong Haikal.

"Kapan!?"

"Dulu pas sama ayam"

"Kalah dong gue vs ayam kalah dong gue"

"Mangkanya belajar bela diri ayam dulu"

"Tau ah Devan otak lu ga beres, pantes aj--" Ucapnya terhenti melihat ada sosok pemuda berkumis di belakang Devan.

Senyum Haikal seketika mereka, membuat Devan semakin bingung, apakah pemuda ini sudah dirasuki mahkluk astral sekolahan?. "G-gue ke kelas duluan ya Dev" Ujar Haikal beranjak dari kursi kantin. Namun beberapa langkah kakinya tertahan, ternyata belakang bajunya sudah di tahan Pak Jordi.

"Kamu saya cari kamu malah disini!!!!" Teriak guru berumur itu seketika. Seisi kantin langsung menutup kuping, soal teriakan pak jordi tak pernah gagal.

"Kamu juga Devan bapak nyari ni bocah, tapi kamu diam aja"

Devan tersentak kaget, ia yang awalnya menunduk akhirnya mendongak kan kepalanya. Ia menggeleng polos sungguh perkara pemuda berkulit tan dengan para guru SMA JUMANA tidak di kagetkan lagi.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang