●41

884 66 9
                                    

haloo kembali hihi
aku kembali setelah hubernasi lama, because banyak kegiatan hihi
satu bulan yang full, but tenang saja aku tidak melupakan para readers hanya saja sedikit mengulur up..maafin ya

makasi udah nungguin selalu, dan berusan aku cek 24k pembaca?? masyaallah makasii yaa jangan pernah bosen juga..

●●●●●●●

Setelah kejutan yang diberikan Dean, berapa hari yang lalu hubungan saudara kembar itu kian seperti semula. Bahkan semenjak kepergian kedua orang tuanya, Devan yang tak pernah absen melakukan hal  clingy.  Rasanya ia tak akan pernah berfikir ingin memiliki adik lagi.

Ayah dan Bunda sampai di kediaman mereka, tepat sebelum makan malam, kini keluarga besar Wijaya langsung mengadakan makan malam dadakan bersama.

Ala dinner kata ayah, sebab akhir-akhir ini ayah yang memiliki scedule yang lumayan padat, sebab itu bunda harus menemani masa dinas ayah kemana pun itu. Bunda memang tidak bekerja lagi hanya akan mengikuti ayah, itupun permintaan ai kembar. Mereka sadar bahwa bunda akan merasa bosan jika dirumah sendirian, dalam waktu yang lama. Terlebih mereka semua laki-laki dan sudah remaja, tak mungkin bunda terus mengawasi mereka.

Bunda juga butuh waktu, untuk refresing dan menikmati hari bersama ayah tertentu nya. Devan sendiri tengah menempeli bunda semenjak tadi, membuat kerut di kening ayah dan Dean.

Bunda yang mulai jengah melihat kelakuan putra bungsu nya pun, menahan lengan Devan lalu membawanya duduk di sofa keluarga. Tangan lembut bunda mengelus surai sang anak, "Adek kenapa hm?, ga enak badan ya nak??" Devan tersenyum bahkan ia memeluk lengan bunda.

Dean ikut duduk di samping bunda, menatap sengit sang adik, ia tau pasti ini masih menyangkut hal disekolah. Segala pertanyaan mulai memenuhi otak Dean.

"Manja banget putra bungsu ayah ini, why son??" Ayah menatap Devan lalu Dean secara bergantian.

Dean menggeleng pelan." I don't know yah, he's been really weird since then"

"Ayah...bunda ayo punya adik bayi lagi!!"

Takk!!

Mulut ketiga hamba tuhan itu sontak langsung menganga lebar. Bahkan Dean menjatuhkan rahang bawah nya.

"Makk-sud adek bunda...?" Ia mengangguk antusias.

"Ga adaaaaa ya dekkk, abang udah bilang berapa kali sama kamu!!"

"Hish liat abang bunda!, dia marah mulu padahal kan adik bayi itu lucu!"

"Enggakkkkkk gue tampol lu ya"

"Abang language" Tegur bunda. Bunda memutar arah tubuh sang putra ke arah nya. "Kenapa tiba-tiba adek, mau adik bayi hm?"

"Lucu soalnya, kaya Zehan, menggemaskan terus adek jadi punya temen bagi-bagi lego"

"Padahal punya satu adek aja udah repot ya bang" Ujar Ayah terkekeh menatap ekpresi Dean sudah sepahit empedu.

"Ayah mau kan??"

"Oh tentu dek, ayah mau banget. Mau satu, dua,tiga atau 9?"

"ITUMAH MAUNYA AYAHHH"

"Loh kan adek mau, ayah bersedia lahir bath-- awshh sakit bun"

Bunda mencubit pinggang ayah kesal, suaminya sudah berjanji tidak akan menambah anak lagi. Apalagi sampai melebihi 3, sungguh bunda tak bisa membayangkan ada si kembar lainnya nanti.

Bukan tak mau, hanya saja usia si kembar juga sudah berlanjut remaja dewasa. Bahkan untuk sekedar merawat bayi lagi bunda juga belum siap. Tingkah dua anak kembar nya masi benar-benar labil, kelakuan mereka juga sangat jauh berbeda dengan remaja seusianya. Terlebih Devan labil dan manja.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang