GA HABIS PIKRII BEGETE
perasaan baru kemaren aku up minta 20k up lah tiba-tiba barusan liat udah 20k lewat huhuhu makin sayang makasiii ya sayang-sayang ku (eh kaya dejavu deh)
ga espect bakal 1k dalam sehari jujur ini moment terwah menurut aku.di tambah pasti ada readers yang mantap terus sampe spam koment, bilangnya "Ayo up kak udah memenuhi target" masyaallah makasii ya
ga lupa kan aku udah up request alur sesuai keinginan pembaca, karna apresiasi buat readers aku yang udah setia sama book ini. jadi harus pokoknya koment deh maunya gimana okeyy???
●●●●●●●
Sisa dua hari lagi pernyataan dari Dean diterima pihak sekolah. Semenjak ia memberi tahu ayah dan bunda, termasuk si bungsu, sampai detik ini sang adik belum mau bertegur sapa dengannya. Dean tau alasan hanya saja ia sedang tidak ingin membujuk Devan.
Sulit memang jika Devan sudah seperti ini, ia bahkan tidak akan banyak berkomentar lagi. Bahkan seusai jam sekolah, Devan tetap diam tak mau berbicara banyak pada sang abang. Padahal Dean sudah mencoba membujuk, kali ini ia lagi malas untuk hanya sekedar membujuk.
Bunda membuka sedikit gorden jendela sang putra bungsu nya, tadi setelah makan siang Devan bilang ia akan menidurkan diri beberapa saat. Sehingga saat ini sudah sampai pada jam 15:40. Devan mengerjab pelan tidurnya terusik saat sinar mentari sore mulai menguasai penglihatan nya.
Ia pun berangsur duduk, menoleh pada sisi kanan ternyata itu bunda yang membuka gorden. Ia mengusap wajah bantal nya, tak lupa menguap lebar, Bunda yang menyadari itu pun duduk di ujung ranjang sang anak dan tersenyum lembut.
"Nyenyak tidurnya hm?" Devan mengangguk pelan. Jujur ia masih sangat mengantuk tapi tak bisa melanjutkan tidur sebab ini sudah jam rawan. Sudah hampir magrib otomatis ia akan kembali mimpi buruk jika tetap melanjutkan tidur.
Bunda menahan gemas mati-matian menatap wajah lucu sang anak, lalu bunda menarik tubuh Devan untuk berbaring di atas paha nya. Devan memang tak menolak ia masi sangat lemas untuk bergerak.
"Adek masi marah sama abang ya?" Tangan bunda bergerak mengelus surai Devan lembut. Devan masih diam tak menanggapi ucapan bunda.
"Abanggasayangadeklagi" Ujar Devan cepat tanpa jeda. Senyum bunda seketika mengambang indah. Anaknya ini sangat menggemaskan.
"Apa,,apa? bunda ga denger adek bilang apa?" Ulang bunda, sebenarnya bunda sudah tau apa yang Devan katakan. Kapan lagi mengusili sang anak benar kan?
"Bunda heuh ga like adek" Rengek Devan.
"Jawab dulu mangkanya pertanyaan bunda"
"Abang nakal"
"Adek udah terhitung bilang abang nakal 100 kali, dari kemaren tapi tetap ga bilang alasannya"
Devan memanyunkan bibir, ia berguling menjauh dari bunda. Sehingga kini ia menutup wajah dengan bantal.
"Adek jangan kaya anak kecil gini dong,,nakk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra&Devandra ●NCT DREAM
Fiksi RemajaNOT B×B -END- bagaimana jika punya saudara kembar yang posesif? galak banget sama orang tapi beda cerita kalau sama kembaran nya pasti lucu kalau punya kembaran yang sama-sama punya kesamaan "Adek!!, Abang udah b...