●44

489 44 66
                                    

haloo readers kembali lagi...ucapkan banyak salam perpisahan pada abang Dean juga adek Devan

bagusnya aku tetep bikin gendre brodership? atau coba gendre lain ya???

sebenarnya aku udah nyiapin banyak cerita di draft, cuma emang belum kesempatan aja menentukan mana yang bakal debut wkwk, maklum agensi lagi sibuk ehhh

happy reading

●●●●●●●●●

"BUNDA..."

Keadaan mulai panik, Devan sudah menangis di pelukan Dean. Pikiran nya sudah hampir kemana-mana. Ayah sudah memanggil dokter beberapa saat yang lalu, sementara di ruang tamu Devan masih enggan melepaskan pelukan dari Dean.

Ckkk... udah bener gue bilang lo bocah banget dek, gini aja nangis. Gue juga khawatir tapi ah sudahlah.

Begitulah kira-kira kata hati Dean. Sebenernya bunda sudah sadar dari beberapa saat yang lalu. Lebih tepatnya tidak  pingsan selama itu. "Yah.. yah Abang sama Adek Dimana??" Ujar Bunda sedikit berbisik.

Ayah langsung mendekat lalu duduk di space kosong di samping kasur bunda. Ayah mengelus pelan kepala Bunda. "Bunda kenapa bisa sampe pingsan gini, kenapa ga bilang ayah?"

Bunda hanya tersenyum lembut. "Ayah lebay nya udah kaya adek aja, ini bunda kecapean ayah kemarin emang full banget kita jalan-jalan. Sekarang anak-anak mana?"

"Di bawah, adek gamau lepas sama abang nya. Dia bahkan nangis mulu"

"Ayah, bunda mau ketemu anak-anak boleh?" Ayah mengangguk lalu bergerak untuk memanggil kedua putranya.

Devan langsung bangkit, langsung berlari kecil menuju kamar bunda. Mereka berdua menatap bunda yang terbaring memainkan handphone.

Srekk

Devan langsung memeluk tubuh sang bunda, mulai terdengar isakan kecil dari Devan. Bunda yang menyadari itu lantas membalas pelukan bungsu nya.

"Bunda are you okay??" Tanya Dean ikut naik ke atas ranjang di samping Devan.

"Sudah bang, kenapa adeknya ni?"

"Gatau nangis mulu kaya bocah tk" Devan yang dibicarakan itupun, menyembulkan kepala dari pelukan bunda. Ia menegakkan tubuhnya.

Ia menatap bunda dengan wajah mengintimidasi. Bunda dan Dean saling melirik. "Bunda kenapa?????" Ujar Devan datar. Tercetak jelas ekspresi penasaran nya.

"Bunda kecapean adek, ini udah baikan kok tadi udah di kasi vitamin juga sama dokter"

"Ayah tau pikiran kamu dek, ga ada kamu ga akan punya adek"

Dean pun menjatuhkan rahang kaget, ternyata ini maksud tangisan dramatis tadi.

"Huhu abang jangan kemana-mana ya, sama adek aja"

"Abang kita ga akan punya adek bayi kan???" Ucap Devan lirih dalam dekapan Dean.

Dean hanya menjawab semua dengan gumaman. Sedari tadi pertanyaan yang Devan berikan, tak luput dari adik bayi, adik bayi dan adik bayi.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang