●26

864 62 0
                                    

happy reading
maaf baru bisa nongol
ke permukaan AHAHAH

"Tak ada kata yang bisa menggambarkan sesempurna apa abang dimata semua orang. Abang cahaya yang tuhan titipkan"

"Adek....Abang"

Mentari mulai bekerja seperti biasanya, sinar nya pun sudah masuk kedalam sela-sela kamar. Mata pemilik bulan sabit itu pun terbuka, pemandangan pertama yang ia dapatkan ialah wajah lucu Devan.

Dengan gemas Dean menarik pipi Devan, terlihat kerutan dahi Devan malah membuat Dean terkekeh. "Bangun hei ga sekolah kamu?"

Devan menggeliat rusuh, "Bunda pulang tuh sama ayah" Ujar Dean mengusap wajah Devan. "Euhgg suruh aja ga pulang" Gumam nya kembali menutup mata.

Dean melotot mendengar penuturan dibawah sadar sang adik. Bisa-bisa nya pemuda ini mengatakan hal tersebut.

Ceklekk

Pintu coklat itu terbuka memperlihatkan wanita dengan pakaian piyama serta rambut yang di kuncir sedang tersenyum pada kedua anak kembar itu.

"Bunda!!!" Benar itu Bunda yang kini sudah duduk di tepi kasur mereka. Bunda tersenyum manis dan merentangkan kedua tangan menyambut putra putra sulung kedalam pelukannya.

"Abang kangen banget...bangettt sama bunda" Gumam Dean Bunda mengelus kepala sang putra dengan hangat.

"Bunda juga"

"Bunda kapan pulang?,  ko ga bilang abang sama adek?" Ungkap Dean yang masih nyaman berada dalam pelukan bunda.

"Bunda udah mau ngabarin tapi ayah larang biar suprise kata ayah"

Dean memanyunkan bibir "Orang tua itu selalu gitu" Bunda menggeleng pelan.

Bunda beralih menatap pemuda yang masih tertidur di sisi kanan Dean. "Adek ko ga di bangunin bang" Dean ikut beralih menatap wajah lucu Devan.

Lalu Dean menggeleng "Tadi udah abang bangunin bun.Tapi dia gamau terus bilang bunda sama ayah gausah pulang"

Bunda melotot kaget "Adek bilang gitu?" Dean mengangguk.

"Ada-ada saja adek" Tangan lembut itu perlahan mengelus surai hitam sang putra bungsu. Devan membuka mata legam itu dan langsung di suguhi senyuman bunda.

"Gamau sekolah hm?"

Devan mengerjab pelan, ia masih belum sepenuhnya sadar. "Bunda ko pulang?" Tanya nya sembari memiringkan kepala.

Bunda dan Dean mengerutkan dahi bingung dan detik selanjutnya mereka pun tertawa secara bersamaan, membuat Devan semakin merasa bingung." Ko ketawa, Adek kan nanya?" Ulang nya lagi masih dengan wajah polos bangun tidur.

Bunda mengelus pipi gembul Devan dan mengecup singkat "Emang gaboleh Bunda pulang dek?"

"Wah bundaaaaa!!!"

Brukkkk

Devan langsung menubruk tubuh ramping Bunda untung saja. Dean siap siaga untuk menahan Bunda agar tidak terhayung, ulah tenaga Devan.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang