●23

865 68 4
                                    

hallooo maaf baru bisa nongol
soalnya ada banyak kendala
maaf udah php in teman-teman semua...

"Maaf karna selalu membuat semua khawatir, maaf karna belum bisa sempurna"

Setelah bel pulang sekolah berbunyi si kembar pun langsung memutuskan untuk langsung pulang. Dean memarkirkan motornya digarasi rumah sementara Devan sudah masuk mencari keberadaan ayah dan bunda yang memang berada dirumah.

Ia berlari kecil membawa dua kantong kresek berisi makanan berat yang tadi sempat mereka beli. Sayup-sayup telinga itu mendengar suara tawa milik bunda yang memang tak jauh dari tempat ia berdiri.

Tak perlu waktu yang lama untuk menghampiri kedua orang tua nya, saat ini tengah berada diteras belakang. Kaki jenjang itu dengan sepihak terhenti kala mendengar ucapan yang mereka lontarkan.

"Ayah kemaren ga sengaja masuk ke kamar abang bun, ternyata piala nya sudah banyak. Bangga banget ayah"

"Bunda apalagi yah, bunda kira abang bakal jadi anak manja terus"

"Kalau manja itu udah mendarah daging dari si adek bun"

"Ahaha iya juga ya yah. Adek sekarang jarang bawa piala banyakan sakit"

"Kasihan abang pasti sangat kesusahan bun, gara-gara adek yang selalu sakit dia sering lupa waktu"

"Ayah juga ga nyangka bun, adek sekarang jadi penyakitan"

Sakit....

Satu kata yang mendeskripsikan keadaan Devan sekarang. Ia tak menyangka ternyata kedua orang tuanya juga ikut terbeban karna dirinya.

Tanpa diminta cairan yang mengenang dikedua mata indah itu jatuh secara bersamaan. Di tepuk pelan dada nya seolah dihantam batu sehingga membuatnya sesak sekali.

Perlahan ia memundurkan langkah pelan, tak mampu mendengar keluhan kedua orangtua nya lagi. Ternyata ia salah mengira bahwa kebahagiaan akan datang lama menghampiri namun fakta ini seakan sudah membuktikan semuanya.

Mata indah itu mendongak keatas, guna mengurangi derai air mata yang sedari tadi tak bisa ia tahan. Sebut saja ia pemuda yang cengeng tapi ini sakit. Sakit sekali lagi-lagi ia memukul dada kiri nya kuat.

Tangan itu bergetar dan meremas seragam sekolah yang masih ia kenakan. Namun bahu itu tiba-tiba saja ditepuk buru-buru ia mengkondisikan wajah.

Terlihat Dean mengerutkan dahi bingung seolah bertanya kenapa?. Devan yang tahu maksud tatapan Dean itupun tersenyum "Ini gue lupa naroh charnger "Bohong nya, namun tetap saja yang di hadapan nya ini Dean orang yang tak pernah tertipu dengan ekpresi sang adik.

Dean mengangkat pandangan legam itu mengarah ke wajah Devan yang menunduk. "Angkat kepala kamu, kalau kamu ga bohong sama abang" Tegas nya namun Devan hanya diam ia bingung harus bereaksi apa.

Kedua tangan Devan mencengkam bahu Devan kuat. Ia tau saat ini sangat adik tengah mencoba untuk membohongi nya. "Apa yang kamu lihat atau dengar sampai kamu kaya gini?!"

Mendengar suara berat Dean yang sudah berbeda, ia memberanikan diri untuk menatap mata sang abang. " Gue gapapa bang cuma lagi mikir tadi awss" Elak nya sembari meringis karna Dean semakin kuat mencengkam bahu nya.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang