●29

754 59 50
                                    

halloo maaf baru up
tangan aku alhamdulillah sudah membaik
vote coment yaa

⚠️ warning konflik !!
keluarkan uneg-uneg kalian

●●●●●●●

Setelah kejadian disekolah tadi Dean tak langsung pulang, melainkan pemuda itu pergi ntah kemana. Sedangkan di sisi lain, keadaan rumah masih sama dengan terakhir kali ia tinggalkan.

Sosok pemuda yang meringkuk di lantai dapur kini sudah membuka mata lebar. Sesekali ia meringis pelan. "Shhh sakit banget" Devan membawa tubuh lemah nya untuk bersandar pada tembok. Ia baru sadar jika pingsan sangat lama.

Lama terdiam dengan pikiran yang kosong, pemuda itu baru menyadari jika kembaran nya tak pulang lagi. Dengan kaki bergetar Devan memaksa diri untuk masuk ke kamar. Yang terletak di lantai dua.

Setelah sampai Devan merebahkan diri menatap langit-langit kamar. Tadi pemuda itu sempat menelan beberapa pil mereda sakit mungkin, bahkan ia sampai lupa jika perut nya belum terisi dari pagi. Itu tak masalah besar toh Devan memang tipe anak yang jarang makan.

"Abang kenapa,,, apa karna gue lemah ya?. Bener  yang Leon bilang waktu itu, beban kaya gue mana ada orang yang nyaman deket gue. Apalagi sejak kecil Abang ga pernah bebas, ia harus jaga gue sampai kehilangan banyak waktu main"

Pikiran nya mengingat beberapa hari yang lalu saat ada seseorang pemuda yang datang menemui Devan yang tengah menunggu Dean menjemput.

Flasback...

Dean menyuruh sang adik untuk duduk di halte yang tak jauh dari sekolah. Agar ia tak jauh kehilangan jarak dengan Devan. Devan pun menurut kini pemuda dengan rambut sedikit berantakan itu tengah menunggu.

Detik berikutnya Devan sedikit kaget karna kehadiran beberapa remaja seusianya tengah menatap sengit ke arah dirinya. Sejujurnya Devan takut, ia bisa saja melawan jika mereka mengganggu namun Devan tak pernah berani untuk melakukan hal itu.

Sebab sedari kecil Dean lah yang selalu ikut andil dalam kehidupannya. Ia tak pernah jauh dari jangkauan Dean. Sehingga ia tumbuh menjadi remaja yang selalu dalam pengawasan kembaran nya.

"Lo Deandra kan?" Tanya pemuda dengan perawakan acak-acakan.

Devan mengangguk ragu "Gue Leonardo teman Dean" Devan menyerngitkan dahi.

Teman??,,kenapa ia tidak tau jika Dean memiliki teman yang lain. Ah ya Devan sampai lupa lingkungan pertemanan Dean lebih luas darinya. Dean juga banyak di kenal semua orang kembaran nya memang populer.

"Pantes aja Dean ga pernah ngomong kalau punya kembaran. Ternyata bentuknya kaya lo" Devan masih tak bisa mencerna ucapan pemuda di hadapannya ini. Leon memajukan wajah dengan smirk kedepan wajah Devan.

Leon menggeser duduk mendekat sembari sidekap dada."Lo harusnya sadar dari dulu, lo tau ga kalau Dean itu selalu terbebani karna lo,,lo emang keliatan nya beban si" Nafas Devan tercekat kala mendengar penuturan Leon yang monohok.

Leon pun mengalihkan wajah ke arah Devan. "Beban lemah dan penyakitan,, gue tau semua tentang lo Dev. Abang lo selalu cerita sama gue, dia punya adik lebih tepatnya kembaran yang lemah dan ga bisa diandalkan. Bahkan dia juga bilang beban penyakitan kaya lo selalu buang-buang waktu dia dan ga merasa bebas"

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang