●10

1.2K 65 1
                                    

happy reading
vote yaa....
janlup vote coment

"Terkadang, menjadi seorang saudara lebih baik daripada menjadi superhero."

{Devandra Glendwijaya }

Setelah hasil pemeriksaan akhir, Devan dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Namun ia harus tetap mengkondisikan tubuh dan tetap mengkonsumsi vitamin dan resep obat yang sudah dokter berikan.

Mereka pulang di jemput oleh supir keluarga, karna semua teman si kembar kekeh untuk menjemput. Jadi daripada merepotkan lagi mereka akhirnya pulang pada saat jam sekolah.

Siang ini kedua Anak kembar telah sampai di kediaman keluarga besar wijaya. Dean tengah menyiapkan makanan kesukaan sang adik. Sedari tadi seharusnya mereka sudah makan siang sewaktu di jalan, namun si bungsu Wijaya tetap kekeh tidak mau. Alasannya dia tidak terlalu menyukai makanan restoran.

Padahal Dean tau bukan itu alasan si bungsu agar tidak mau makan di luar, namun Dean tetap tidak memaksa bagaimana pun Devandra benar dirumah nya pun masih sangat banyak stock makanan.

Sedangkan Devan pemuda berkulit putih itu, tengah sibuk dengan peliharaan nya. Siapa lagi kalau bukan mony, bahkan sejak awal mereka sampai yang di cari Devan itu mony bukan kamar untuk istirahat.

Kini pria tampan itu tengah duduk bersila di depan tv dengan berbagai macam merek susu formula. Itu sengaja ia belikan untuk kecocokan perut si bungsu. Dean sudah depresi karna ulah teman-teman nya namun ia lebih depresi menghadapi tingkah adik nya. Jika di tahan ia akan spontan berkata.

"Bang mony itu ga cocok sama susu formula yang lama, jadi lo jangan buat dia sakit perut." Celetuk Devan.

"Dek!!!, makan sini". Ujar Dean berteriak dari arah dapur. Devan yang merasa terpanggil pun buru-buru berlari ke arah dapur untuk menemui sang abang.

"Lo manggil gue bang?". Tanya Devan dengan wajah polos yang menggemaskan.

"Iyalah siapa lagi!, yang dirumah ini nama Devan kamu kan?". Jawab Dean langsung di balas anggukan oleh Devan lagi.

Devan berdecak kesal, adik nya ini terlalu goblok atau memang otak nya ikut ke cuci di rumah sakit kemaren, jadi sekarang otak nya ikutan sengklek.

"Sini duduk makanan nya udah jadi".

"Okey".

"Okey doang anjir?".

"Ya apa lagi bang, masa gue harus teriak bilang i love youuu"

Dean menggeleng kuat, menjijikan sekali kata-kata keramat sang adik barusan.

"Yaudah mangkanya makasii abang kau lah monyet sejati aku". Ucap Devan tersenyum penuh kebanggaan. Oke kali ini Dean harus memaklumi sikap Devan. Ia harus sabar dulu, takut-takut nanti kesabaran nya habis, bisa-bisa ia menendang Devan ke halaman rumah ini.

"Tunggu apa lagi, ayo duduk bang kita tidak boleh mengacuhkan rezeki yang sudah di depan mata." Devan berucap antusias dengan wajah yang snagat tengil, sedangkan Dean sudah menatap si bungsu dengan tatapan kematian. Sontak saja Devan memberikan cengiran andalan nya.

Perdebatan pun diakhiri, karna Devan sudah menyantap makanan di depan nya dengan mulut yang penuh. Hingga pipi nya terlihat gembul seperti pipi kelinci.

●●●●●●

Setelah akhirnya sesi makan siang selesai, Dean sudah kembali bersuara dengan berbagai omelan. Karna ulah Devan ia tertidur diatas spfa dengan kepala yang mengarah ke bawah dan kaki ia angkat ke atas.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang