●13

1.1K 70 0
                                    

Halloo happy reading
Vote coment yah

"Mereka hanya tau cara mengomentari, tanpa tau yang terjadi sesungguhnya"

{Devandra Glendwijaya}

Seolah nafas kedua mahkluk tuhan itu seakan tercekat, tak mungkin si bungsu mengetahui keributan ini. Tapi nyatanya Devan tau ia bahkan mendengar semuanya.

Flash back....

"Eughhh". Lenguh Devan sembari membuka mata nya perlahan, mata legam tersebut menatap ke arah jam di samping nakas nya.

Matanya langsung melotot ketika jarum jam tersebut ternyata sudah menunjukkan pukul 11.30 wib. Artinya ia sudah sangat telat kesekolah.

"Curiga pasti ulah Dean lagi ni, hoby banget si tu orang namplok di ketek gue heran".Dengus nya sembari turun dari ranjang.

Ia sudah menyumpah serapahi abang kembaran nya itu, lagi-lagi ia gagal sekolah karna Dean tak membangunkannya.

"Gue mau sekolah Deannnnraaaaaaa". Celetuk nya berdecak kesal namun langkah nya menuju kamar mandi pun terhenti ketika senyap-senyap terdengar keributan yang berasal dari bawah.

Ia berjalan ke luar dari kamar, dengan perlahan dan yang pertama ia lihat adalah kembaran dan bunda nya. Mereka bahkan tengah menangis dan sesekali terlihat urat leher Dean yang menonjol.

Hatinya berdenyut nyeri ketika ucapan yang tak sengaja Dean ucapkan begitu lantang terdengar.

"Dean mau bebas bun, Dean cape.. Abang ternyata cape ya ngurusin gue?".Monolog nya sembari menunduk memandang lantai. Namun lamunan nya tak berselang lama. Kala ia mendengar suara tamparan yang begitu keras.

Dan tamparan itu didapatkan oleh Dean dari sang bunda karna ulah nya lagi. Begitu pikir Devan. "Untuk pertama kali abang ngelawan bunda karna ulah gue, gue beban banget ya bang maaf".Lirih nya menatap nanar kedua nya dari kejauhan namun langkah nya tak bisa tertahan, ketika bunda kembali melayangkan tamparan di pipi sang abang.

Flasback on...

Devan berlari menghampiri mereka sesekali ia hampir tersandung karna kondisinya memang belum sembuh total. Ia merasakan sakit dibagian perut nya namun ia harus menahan lagi. Devan bahkan benci situasi ini ia benci terlihat lemah, ia benci ketika semua orang kasihan padanya.

"Dean nakk". Ujar sang bunda

"Dek kamu udah bangun?". Ucap Dean sebisa mungkin ia harus menggunakan topeng lagi di depan Dean.

Dean menatap nanar keduanya "Abang sama Bunda gausah menyembunyikan semua dari Devan. Devan udah denger semu kok".Ucap nya tersenyum.

"Maaf ya Abang, karna Devan abang harus terkekeng, karna Devan abang harus banyak habisin tenaga." Ucap nya sembari tersenyum namun Dean menggeleng cepat.

"Kamu biacara apa dek!, gausah bicara kaya gitu abang ga suka kamu kaya gini". Sarkas Dean.

"Devan paham kok keadaan abang, dan buat bunda maaf ya bun Devan ga maksud buat bunda nangis". Tangan kekar itu naik untuk menghapus sisa air mata di pipi surga nya.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang