halooo thank u for 18k readers
happy reading ...●●●●●●
Hari demi hari tak pernah terasa, dari pagi menuju siang begitupun dengan malam. Namun keharmonisan yang berada diantara keluarga ini tak pernah berkurang lagi. Ayah yang selalu menyempatkan diri untuk ikut makan malam dengan istri serta dua putra nya, begitu pun dengan bunda. Bunda kini sudah menghentikan diri dari pekerjaan luar, ia sudah fokus menjadi seorang ibu rumah tangga.
Platak
Awsshh
"Sakit adekkkkk" Keheningan malam ini langsung di isi oleh teriakan sulung Wijaya.
"Abang ngatain adek!"Seru Devan terus memukul lengan Dean secara brutal. Devan kini berbaring diatas sofa dengan kedua kaki berada diatas senderan sofa. Bisa kalian bayangkan bagaimana jika pemuda itu memiliki darah rendah?.
Dean merengut menatap tajam wajah sang adik. "Kamu kaya monyet! bandel"
Sontak Devan tak terima ia langsung merubah duduknya. Lalu menaiki punggung Dean yang duduk di depannya. Devan mencapit kedua pipi Dean gemas. "Liat tuh liat kayak monyet!"
"Abang kaj abang adek, berarti abang senior monyet whahaha"
"G"
"Bundaaa abang nakal!!!" Benar saja bunda sudah feeling. Tidak afdol memang jika ribut tidak memanggil bunda.
"Aaaa nakallll abanggggg"
"Adek abang udah malem malu sama tetangga nakk" Tegur ayah yang masi berada di dapur, untuk membantu bunda membereskan meja makan.
"Sakit adek.." Devan gemas ia menggigit bahkan mencubit lengan Dean. Padahal disini Dean lah korban.
"ALLAHUAKBAR" Teriakan bunda berhasil menghentikan pertikaian dua anak kembar itu.
"Udah gede loh nak" Bunda akhirnya menengahi lalu duduk di samping sofa dan disusul oleh ayah. Sedangkan si kembar tetap pada posisi yang sama, bahkan kini Dean sudah meringkuk menahan beban badan sang adik.
Laknat memang kadang akhlak si Devan 8ni.
"Abang bilang adek monyet ayah"
"Kamu yang mulai!"
"Ndak abang yang gamau bantuin tadi"
"Syuttt..sekarang jelasin masalah nya dimana hm?" Tanya ayah serius.
"Ta--"
"--Ad"
"Hih adek ajaaa!!"
"Kamu ga bener jelasin nya!"
Ayah mengelus pelipis pusing, begitupun dengan bunda yang sudah siap menerjunkan omelan. "Abang dulu ya nak" Devan merenggut namun ia tetap mengangguk.
"Turun dulu berattt gembul badanya"
PLAKK
Ia pun turun dari punggung Dean lalu duduk diantara ayah dan bunda. "Abang lagi ngegame tadi yah, terus adek minta bantuin nyusun lego nya.." Ayah masi diam mendengarkan sesekali Dean menatap Devan datar. Namun Devan malah menggerakkan rahang bawah nya kekiri kekanan.seperti bocah sd. "..Tapi dia minta bantuannya ga baik ayah. Masa abang di bilang babu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra&Devandra ●NCT DREAM
Teen FictionNOT B×B -END- bagaimana jika punya saudara kembar yang posesif? galak banget sama orang tapi beda cerita kalau sama kembaran nya pasti lucu kalau punya kembaran yang sama-sama punya kesamaan "Adek!!, Abang udah b...