●28

726 61 17
                                    

halloo maaf baru on
tangan aku sakit banget
cedera eheh, ini aku usahain buat ngetik ko tenang aja xixi

⚠️ warning !!
siapkan kata-kata kita akan mulai konflik
terimakasih

●●●●●

Siang sudah berganti malam, namun pemuda  itu masih setia berdiam diri diatas ranjang luas. Bahkan pemuda tersebut belum mengganti seragam sekolah. Devan melenguh pelan dan berusaha menetralkan pandangan. Ia melirik jam diatas nakas.

Tanpa ia sadari ia tertidur dalam waktu yang lumayan lama, Devan terdiam cukup lama memikirkan apa yang membuat ia tertidur cukup lama. Ah ia lupa jika disekolah tadi kepalanya sangat pusing.

Devan mencari keberadaan handphone setelah menemukan, ia mencoba  mencari kontak Dean. Tumben sekali Dean tidak membangunkan dirinya. "Ga aktif, apa abang masi ada jadwal latihan basket?" Gumam Devan kecil. Seingat nya Dean sudah pulang lebih dulu darinya namun kemana pemuda itu.

Devan bangkit mencari keberadaan Dean namun nihil hasilnya tetap sama. Pemuda itu memutuskan untuk duduk dengan segelas air di meja makan. "Udah malem abang kemana ya?" Devan terus bergumam sendu. Tak biasa Dean seperti ini, kalau pun pemuda itu pergi ia pasti akan memberi kabar.

Pusing di kepala Devan pun belum menghilang sempurna, ia akhirnya menelungkupkan kepala ke atas meja makan. Pikiran yang ia rasakan membuat gemuruh di hati, perlahan keringat dingin mulai membasahi pelipis putih itu.

Keadaan rumah sangat sepi dan gelap. Devan belum sempat menghidupkan semua lampu ruangan kecuali dapur. Sebab saat ini para pembantu mereka tengah cuti bulanan dan kedua orang tua mereka melakukan dinas luar kota lagi.

Hampir lima belas menit ia berada di posisi yang sama. Akhirnya ketukan pintu pun terdengar. Memaksakan tubuh yang sempoyongan ke arah pintu utama.

Ceklekk

Hal pertama yang Devan lihat adalah kembaran nya. Dean pulang dengan keadaan yang berantakan baju kotor bahkan wajah yang penuh lebam. "Abang kenapa?, ayo masuk adek obat--"

"---Ga perlu" Ujar Dean menyentak kasar tangan Devan yang memegang lengan kekar itu. Kaget tentu saja Devan tak mempedulikan ucapan Dean ia tetap kekeh membantu pemuda itu masuk.

Brukk


"Gue udah bilang ga usah!!!. BUDEG YA LO!"

Deg

Dean membentak nya, ini pertama kali dalam hidupnya sosok kembaran nya menaikkan suara di hadapan nya bahkan berlaku kasar. "Abang tunggu" Devan berusaha bangkit meski punggungnya terasa nyeri.

●●●●●●

Setelah kejadian kemaren malam Dean maupun Devan tak membuka suara sama sekali. Devan bahkan merasa jika tubuhnya kembali lemas, tidak ia tidak mengeluh dan menjadi lemah. Tapi ucapan Dean tadi malam sungguh menghantui pikiran pemuda berkulit putih itu.

Ia yang semula menunduk akhirnya mendongak menatap Dean yang terlihat bersiap untuk berdiri. "A..Bang tunggu" Panggil Devan pelan. Sedangkan Dean hanya melirik tak minat.

"Adek boleh bicara sebentar?" Dean hanya diam itu artinya ia mau mendengarkan simpul Devan.

Devan menghela nafas sejenak. "Wajah abang kemaren kenapa,abang dari mana?, terus pulangnya kenapa malem?" Tanya Devan pelan.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang