●34

941 53 49
                                    

gimana tahun barunya??
day-1 januari 2024
apakah kalian bahagia Ahahah aku si yes yah...
coment cote yaw

●●●●●●●●

Mentari mulai kembali bekerja, dedaunan yang basah masih ada, kesan pagi ini sangat indah dengan sedikit genangan air, namun berbeda dengan pemuda yang baru saja membuka mata. Ada segaris air mata yang masih basah di pipi tampan itu. Ia bangkit kala mengingat hal yang baru saja terjadi.

"Alhamdulillah anak bunda udah bangun.."Ucap bunda tersenyum manis mengelus rambut sang putra.

Ia menatap bingung bagaimana bisa ia berada diruangan rawat?,dan bunda? kenapa bunda tersenyum bahagia seolah bunda melupakan kejadian itu.

Kejadian dimana nyawa sang adik direnggut tuhan, "B-bunda adek hiks"

Bunda paham pun memeluk tubuh Dean. "Adek? kenapa hm?"

"Adek meninggal bunda, adek..adek ninggalin kita, adek hikss"

"Hei ngomong apa hm, adek sama ayah..adek baik-baik aja"

Dean menggeleng kuat. Ini tak mimpi jika benar mimpi ia tidak ingin mengulangi nya, ia memeluk tubuh kaku itu kemarin, ia yang menyaksikan nafas sang adik hilang lantas apa ini semua.

"Bunda gausah sok kuat adek hiks bunda"

Bunda mengelus pipi basah Dean. "Kemarin adek drop dan dokter bilang kalau jantung adek makin melemah, gak lama setelah itu abang pingsan"

"Abang ga ingat?"Dean menggeleng kecil. "Abang mimpi buruk ya nak?, berkat doa abang dan kita semua adek udah bangun..tadi sempat nyari abang tapi abang belum sadar"

Dean memeluk tubuh bunda kuat, mimpi nyata yang merenggut kehidupannya. Ternyata semua yang terjadi semalam, bunga tidur buruk untuknya.

Ya semalam Dean hanya bermimpi....

"Abang mau lihat adek bun"

"Abang belum pulih nak"

"Abang harus nyaksiin kalau mimpi abang ga benar" Akhirnya bunda mengalah, mengantarkan Dean pada ruangan Devan menggunakan kursi roda. Awalnya remaja itu menolak namun siapa yang bisa menolak jika sudah seorang ibu yang bertindak?.

Devan sudah dipindahkan keuangan rawat inap  vvip tadi pagi. Kondisi pemuda itu juga jauh lebih baik, ada ayah yang setia menemani.

Ceklek

"Abang nak alhamdulillah " Ujar ayah mengambil alih dorongan kursi roda Dean.

"A-yah adek?" Ayah paham langsung beranjak dari hadapan sang putra sehingga mata itu langsung tertuju pada seorang remaja yang masi tertidur.

Air mata kembali turun di kedua pipi nya, sebut saja saat ini Dean sedang menunjukkan sisi lemah nya. Hal kecil mengenai Devan pun akan membuat nya menangis seperti saat ini.

"Eughh.." Lenguh remaja tampan itu. Kelopak indah Devan terbuka sempurna "A..bang?"

Dean terkesikap sadar, ia langsung turun dari kursi roda dan berjalan duduk di samping ranjang Devan. Ia elus pipi tirus yang kini tersenyum teduh pada nya.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang