●14

993 58 4
                                    

HAPPY READING
VOTE COMENT YAAA

"Tolong hidup lebih lama ya bang, abang terlalu baik untuk terluka ".

{Devandra Glendwijaya}

Suara riuh-riuh kegaduhan terdengar dari ruangan yang berlantai di atas. Disana sudah ada Devan yang tengah sibuk dengan kegiatan pagi nya. Dean yang merasa tidur nya terusik karna sedari tadi seperti ada orang yang bolak balik masuk ke kamar nya.

Ia memdudukan diri sembari meregangkan kedua otot tangan nya dan melirik arah jam. Kaki panjangnya berjalan menuju ke arah kamar yang berada di samping kamar nya. Kamar milik siapa lagi kalau bukan milik sang kembaran.

Sedangkan Devan pria berkulit putih itu tengah mempersiapkan berbagai macam perlengkapan untuk sekolah. "Baju udah tas udah eum apa lagi ya".Mololog nya sembari menatap perlengkapan yang sudah ia tata diatas ranjang.

"ALLAHUAKBAR ADEK INI MASIH PAGI BANGET MAU NGAPAIN KAMU!".Teriak Dean ternyata sudah berada di belakang Dean. Dean suara Dean yang tiba-tiba membuat Devan terjungkal kebelakang.

Secara pemuda itu berlutut diatas ranjang dengan bertumpu kedua lutut nya. Dengan keseimbangan yang tidak bisa menahan bobot tubuh nya sendiri hal hasil ya terjungkal kebelakang dengan kaki yang berdiri sebelah.

Sontak saja Dean terkikik geli, sama seperti manusia lainnya ia tekikik baru membantu Devan untuk berdiri.

"Hah sakit perut abang ketawa". Ujar Dean memegangi perut nya sakit akibat terlalu banyak tertawa .

Devan mendelikan kedua mata nya kesal, tangan nya bergerak melayangkan pukulan di wajah Dean. "HA AMBIK KAUU". Dengus nya sementara Dean mengelus hidung mancung nya yang memerah akibat pukulan Devan.

"Ngapain si lo Pagi-pagi ganggu gue kangen ya".Tebak nya tersenyum manis. Dean bergindik ngeri melihat senyuman itu terlihat menyerahkan.

plakk

Dean memukul kepala Devan, Devan mendongak menatap wajah sang abang memelas. "Abang yang harusnya nanya sama kamu!, ini masih pagi Devan masih jam 3 tengah malem kamu mau ngapain".

"Oh iya tau, gue siap-siap mau sekolah bang lihat gue udah mempersiapkan semuanya". Ujar nya tersenyum bangga.

"Sekolah?, besok minggu dekkkkkkkk tidur kamu".Ucap Dean sontak saja mata Devan melotot kaget.

"GAK GUE GA SALAH LIAT TANGGAL BANG BESOK SENIN!".Ujar nya ngegas tak mau kalah.

"Senin pala kamu sengklek, besok minggu kamu masuk rumah sakit sabtu kemaren kamu libur satu minggu dan hari ini minggu menjelang pagi".

Terlihat wajah kesal dan kecewa terpancar pada wajah sang adik. Jujur Dean sendiri juga tak tega melihat kondisi sang adik, itu sebabnya ia belum memperbolehkan Devan untuk sekolah. Namun ternyata larangan nya salah ia malah membuat Devan tampak murung.

Tangan kekar itu meraih tubuh sang adik dan di dekap erat. Sembari mengucapkan kata maaf berulang kali, terlihat sekali tak ada penolakan dari Devan sendiri. Bahkan saat tubuh kecil nya di dekap dengan sang abang ia hanya menurut.

Dean tak berhenti untuk mengelus punggung Devan dengan lembut. Sebenarnya kedua mata nya masih  sangat mengantuk pasalnya ia terjaga sepanjang malam karna ulah Devan yang tidak bisa tidur jika tidak di temani.

Deandra&Devandra ●NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang