"Bang, Joonie dimana?" Yoongi menatap tak tenang mata Seokjin ketika kakaknya itu kembali tanpa membawa Namjoonnya.
"Joonie marah banget Yoon" lirih Seokjin tanpa menatap mata adiknya.
"Gue terlalu kasar ya bang sama dia?"
Seokjin menggeleng singkat. "Lo cuman berusaha tegas aja, gue tau"
"Biar gue yang susul Joonie ya bang? Dimana dia sekarang?"
"Joonie buat sekarang bener-bener nggak mau ikut kita, dia lagi sama Papa"
"Apa?!!" kaget semua orang yang ada diruangan itu.
"Kenapa bang Seokjin tinggalin Joonie gue sama dia bang?!!" bentak Hoseok berusaha untuk turun dari ranjangnya tetapi Yoongi lebih dulu menahan pergerakan itu.
"Bang, Papa itu jahat!!"
"Gue tau Hob! Kita semua tau itu! Tapi apa lo mau Joonie kecewa sama kita lagi? Lo mau Joonie ngeliat kita sebagai orang jahat karena misahin dia dari Papa?" Seokjin menatap tajam Hoseok diranjangnya kemudian menggelengkan wajahnya pelan. "Gue nggak mau itu"
Hoseok ikut menggeleng kuat. "Tapi bang, apa lo bisa jamin kalau Papa nggak akan bawa Joonie pergi? Apa lo bisa jamin kalau dia nggak akan nyakitin Joonie gue?"
"Gue nggak bisa jamin itu, tapi gue bakal usaha keras buat ngelindungi adek gue Hob! Joonie bukan cuman milik lo doang, dia milik kita semua!"
*******************
"Akhh..." Namjoon meringis pelan ketika merasakan rematan kasar ditangannya. Dia menatap sedikit takut kearah Marchel, pelaku dari rematan kasar itu. Pergelangan tangan Namjoon perlahan memerah dan mengeluarkan sedikit darah akibat dari kuku Marchel yang sedikit panjang itu menancap dikulitnya.
"Joonie, maafin Papa, Papa tidak sengaja, Papa hanya terlalu bersemangat ketika bersama Joonie" ungkap Marchel panik.
Namjoon tersenyum kecil, mungkin benar apa yang dikatakan Marchel, dia terlalu bersemangat ketika bertemu Namjoon.
"Sudah tidak apa-apa, Pa. Joonie maklum"
"Emm kalau gitu sebagai permintaan maaf Papa, Papa belikan Joonie eskrim ya diseberang rumah sakit? Joonie tunggu disini saja, Papa cuman sebentar"
Ya, mereka masih ada dilingkungan rumah sakit, ini dikarenakan Namjoon yang masih tidak tega meninggalkan kembarannya didalam sana.Namjoon mengangguk bersemangat, eskrim adalah hal yang paling disenangi olehnya.
Setelah kepergian Marchel, Namjoon mengelilingkan pandangannya, taman rumah sakit ini tidak terlalu ramai. Namjoon mendengar suara canda tawa yang terdengar tidak asing ditelinganya, iapun menoleh, dikursi paling ujung dia melihat seperti ada Taehyung dan Rey? Tunggu, ada apa dengan Rey? Kenapa dia menaiki kursi roda? Dia terluka?.
Namjoon reflek mengalihkan pandangan ketika tak sengaja bersitatap dengan Rey, jujur dia masih takut dengannya. Namjoon memilih menatap tangannya yang terluka untuk sekedar berpura-pura tidak melihat. Dia terlarut ketika membayangkan kembali raut wajah Papanya yang sangat sering dan mudah sekali berubah, seperti ada dua jiwa dalam dirinya. Namjoon sampai tidak menyadari eksistensi dua orang yang tadi bersitatap dengannya tiba-tiba sudah berada dihadapannya.
"R-reyy..."
"Bang Namjoon ngapain disini? Bang Namjoon masih sakit?"
Namjoon terbelalak. Sejak kapan Rey menjadi selembut ini ketika berbicara?.
"Ah nggak kok, gue habis jenguk Hobi aja, dia yang sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want (Good) Family✔️
Fanfiction"Apa gue bisa punya keluarga yang baik seperti sebelumnya?" -Stefanno Namjoon Winata. "Apa mereka bisa nerima gue dan menjadi keluarga yang baik seperti yang lain?" -Taehyung Victor Winata. Ini kisah keluarga Winata, keluarga yang dulunya terlihat...