Chapter 20

237 19 12
                                    

Ah, hari yang ditunggu-tunggu oleh seorang Alleon Seokjin Winata sejak lama. Hari dimana dia akan segera memulai hidup baru, hari dimana dia akan mulai memimpin sebuah hubungan, hari bahagia dimana pernikahannya baru saja dimulai. Seokjin benar-benar merasa sangat bahagia hari ini. Bagaimana tidak? Hari ini dirinya dan Karin akan resmi sebagai suami istri!. Senyumnya bahkan tak pernah luntur sedari acara dimulai.

Para adiknya juga turut bahagia, mereka ikut menampilkan senyum terbaik mereka, yah senyum, walaupun sedikit tak ikhlas sebenarnya. Akan sulit dan terasa berat bagi mereka untuk melihat sang Kakak tertua yang mana juga merangkap sebagai peran orangtua mereka telah memiliki kebahagiaannya sendiri. Mereka tau kalau Seokjin tidak akan pernah meninggalkan mereka walaupun Seokjin memiliki hidupnya sendiri, tapi pasti cepat atau lambat Seokjin akan berbeda dengan Seokjin yang selama ini mereka kenal bukan?
Seseorang akan berubah jika menemukan hidup yang baru.

Sebenarnya mereka juga sempat seperti Namjoon, menolak pernikahan Seokjin. Mereka mengatakannya hanya didepan Seokjin karena mereka tidak ingin menyinggung Karin saat itu. Setelah banyak pengertian yang dikeluarkan Seokjin serta janji-janjinya dengan raut sedih mereka pun mengiyakan.












1 jam yang lalu adalah acara akadnya, dan sekarang mereka sudah menjalani acara resepsi yang sekaligus dirangkap dalam satu acara dihari ini.
Hari sudah menjelang sore tetapi tamu masih terus berdatangan baik itu dari teman Seokjin, teman mendiang Ibunya, maupun teman dan kolega bisnis dari Papanya. Tentu saja Marchel akan sangat bersemangat dan tidak akan melewatkan untuk memeriahkan acara ini, dimana pernikahan anak pertamanya terlaksana.

Dari ramainya acara, ada seseorang disudut sana yang termenung sendirian, entah sedang memikirkan apa. Orang itu adalah Namjoon. Tentunya, Namjoon adalah orang yang paling merasa sedih disini, karena ia yakin Seokjin tetap akan berubah walaupun ribuan janji sudah terucap.
Meski begitu, entah mengapa kekhawatiran Namjoon tidak pernah bisa hilang dari hatinya. Namjoon sangat menyayangi Seokjin, Namjoon tidak ingin jauh dari Seokjin.
Hahh.. ini memang perasaan yang wajar ketika seorang adik manja melihat Kakaknya akan menempuh hidup barunya.
Kalian yang punya Kakak pasti merasakan rasa yang sama, dan sebagian besarnya memang benar 'Seseorang akan berubah ketika menemukan kehidupan barunya'.







"Heii.."

Lamunan Namjoon mendadak buyar dengan kehadiran seseorang dihadapannya.
Segelas minuman dingin ikut terulur kearahnya.

Namjoon tersenyum kecil untuk menerimanya. "Thanks"

"Kenapa disini sendiri? Nggak gabung sama yang lain?"

Namjoon menatap para saudaranya yang tersenyum dan tertawa bersama diujung sana untuk menyambut tamu lalu menggeleng pelan. "Social battery gue abis"

Orang itu mengangguk beberapa kali. "Gimana cara ngisinya kalau gitu? Biar lo semangat lagi, gedeg gue liat lo murung gini"

Namjoon menatapnya lekat. "Entah, gue lagi nggak suka aja hari ini"

"Nggak suka hari ini apa nggak suka kalau dia dimilikkin orang lain selain adik-adiknya sendiri?"

Namjoon menunduk dalam, tentu itu benar.

"Bang, people come and go, tapi kalau yang pergi dari lo itu dia 'bajingan' namanya, pukul aja nggakpapa"

Namjoon tertawa ringan mendengarnya. "Emang dia bakalan tetep pergi dari gue, Tae?"

Taehyung tersenyum sedikit menenangkan. "Gue sih yakin enggak, abang lo sayang banget sama lo!"

Lega sih. Tapi cuman sedikit. Gimana dong?

Hening kemudian cukup lama berlangsung.
"Bang, gimana rasanya punya Kakak yang sayang banget sama lo? Yang selalu ada dan ngejaga lo? Yang selalu bisa diandalkan dan menjadi orangtua yang baik disaat orangtua yang sebenarnya telah pergi?"

I Want (Good) Family✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang