Chapter 53

175 19 34
                                    

Hampir 3 minggu berlalu tapi mata indah itu seperti tak ingin segera menunjukkan binarnya.

Winata bersaudara masih setia menunggu ketidakpastian yang sama, perasaan mereka bagai dipermainkan saat kondisi kesehatan sikesayangan selalu menunjukkan peningkatan tak seberapa dengan penurunan yang tajam. Mereka selalu bergantian merawat Joonie dalam kondisi sulit ini. Kerinduan serta semangat selalu mereka bisikkan pada pendengaran Joonie, dokter mengatakan Joonie masih bisa mendengarkan mereka dialam bawah sadarnya sehingga mereka dituntut untuk terus memberikan keyakinan bahwa Joonie harus kembali bersama mereka.

Hari ini adalah giliran Taehyung menjaga Joonie. Sedari tadi bocah itu sama sekali tak mengubah posisinya untuk menatap lekat tubuh abangnya yang perlahan mulai kurus. Nafas itu masih terdengar teratur meski matanya terpejam erat.

Taehyung menghela nafas beratnya. Walau hatinya sesak tapi dia tak boleh menangis diruangan ini, dia tak ingin Joonie sakit melihatnya bersedih dialam bawah sadarnya.

Kedua tangannya masih setia menggenggam erat satu tangan Joonie yang terbebas dari kabel. Senyumnya ia paksakan mengembang. Perlahan wajah itu mendekat, mencium dengan lembut pelipis abang kesayangannya.

"Tolong kembali bang Joonie..."

"Taetae rindu abang!"

"Apa disana terlalu indah bang jadi lo nggak ikhlas buat ninggalinnya?"

"Lo ketemu Rey kah disana? Kalau iya tolong pukul wajahnya bang! Gue gedeg liat tingkah tengilnya setiap muncul dimimpi gue! Udah jadi setan juga masih aja tengil tuh bocah satu!..."

"Selain itu, gue juga minta tolong sampein kalau gue sedikit merindukan dia, inget ya! Hanya sedikit! Jangan bilang banyak! Ntar bocahnya kepedean trus banyak tingkah lagi dimimpi gue! Gue udah gedeg sebenernya pengen mukul tuh setan kecil!"

"Bang.... gue mohon sama lo, kalau lo ketemu Rey atau bahkan Mama Jasmine disana, tolong jangan berkeinginan untuk ikut mereka ya? Gue dan yang lain nggak mau kehilangan lo bang, tolong kembali... pulanglah dari sana secepatnya, keceriaan keluarga ini hancur... mereka memilih untuk menyendiri tak ada lagi perkumpulan yang hangat dikeluarga kita bang..."

Taehyung sedikit menyendu membayangkan kembali keadaan keluarganya sekarang. Tak ada satupun dari mereka yang masih memiliki senyuman hangat seperti biasanya. Bahkan mereka mulai tercerai, tak ada lagi waktu untuk sekedar berkumpul atau mengobrol, semua memilih kesibukkan masing-masing dan hanya sesekali bertanya satu sama lain, itupun untuk sekedar basa basi seperti menanyakan makan, tidur, dan sekolah.

Sedangkah kakak tertua mereka masih enggan untuk datang menengok adik kesayangannya. Perasaan bersalah selalu menggerogoti telak hatinya ketika langkahnya mulai mendekati lorong perawatan Joonie. Walau Seokjin terus berulang kali berusaha untuk menguatkan diri, nyatanya dia tak sekuat itu.

"Bang... tolong jangan buat gue kehilangan lagi... gue udah kehilangan Rey, jadi tolong jangan buat gue semakin hancur dengan kepergian lo dari hidup gue..."

Taehyung menangis lirih, wajahnya ia benamkan diceruk leher abangnya dalam posisi memeluk.

"Gue sayang lo bang... tolong kembali..."

Beberapa detik Taehyung terperangah saat merasakan pergerakkan samar dari abangnya. Iapun segera melepaskan pelukan itu untuk melihat abangnya dengan lebih jelas. Senyumnya mengembang saat wajah abangnya tertoleh kekanan dan kekiri, ia berharap ini adalah pergerakkan awal menuju kesadaran sepenuhnya.

"Bang Joonie..." senyumnya semakin mengembang saat pergerakkan itu mulai terlihat nyata.



"B-bang?? Bang Joonie?!!" detik berikutnya kedua mata Taehyung benar-benar melebar dengan sempurna. Hatinya mencelos begitu menyadari bahwa itu bukan pergerakkan yang normal.

I Want (Good) Family✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang