Namjoon menggeleng ribut saat Seokjin kembali mengarahkan pistolnya secara tegas terhadap Taehyung yang masih lemah untuk bergerak. Berontakkannya semakin keras hingga membuat beberapa teman dari adiknya itu kewalahan.
Tanpa pikir panjang Namjoon berlari sekuat tenaga menuju Taehyung, tak ingin jika adiknya kembali terluka. Dia benar-benar tak ingin kehilangan Taehyung!. Beberapa teman Taehyung tak bisa lagi mengejar langkah Namjoon karena orang-orang Marchel mulai menghalangi mereka.
Bersamaan dengan pacuan langkah Namjoon yang berusaha sekuat tenaga menjangkau Taehyung, dari arah berlawanan seseorang tersenyum miring dan segera melajukan kendaraannya dengan kuat, mengarah langsung pada posisi Namjoon berlari.
"GUE BENCI LO, BANG SEOKJIN!"
Langkahnya kian menguat, seiring dirinya yang mulai bisa menjangkau jarak Taehyungnya.
"BANG NAMJOON!!"
Namjoon tak peduli teriakan itu. Dirinya hanya fokus memangkas jaraknya dengan Taehyung sebelum Seokjin benar-benar menjadi pembunuh!. Dahi Namjoon sedikit berkerut tatkala Taehyung juga memaksakan langkahnya berlari kearah Namjoon, Namjoon melirik sekilas, Seokjin ikut membeku ditempat sembari menatapnya dengan melebar sempurna. Ada apa dengan mereka?.
Namjoon berhenti. Telinganya berdenging keras. Namjoon menoleh cepat saat mendapat sorot lampu tajam kearahnya. Matanya reflek terpejam. Tubuhnya mendadak kaku tak bisa lagi ia paksa bergerak. Disaat-saat seperti ini harapannya hanya satu 'Taehyung harus tetap baik-baik saja walaupun dirinya tak bisa langsung menyelamatkan adiknya saat itu juga'.
"BANG!!"
Namjoon membuka matanya. Tubuhnya yang kaku seakan melayang dan terpental begitu saja. Bukan. Bukan karena hantaman dari kendaraan itu. Tubuhnya terasa ringan beberapa saat sebelum dia merasakan benturan keras pada tubuhnya.
Taehyung. Dia yang mendorong Namjoon agar segera menyingkir dari mobil gila yang hampir menabrak abangnya itu, tapi sialnya, Taehyung tidak memperkirakan jika abangnya akan terpental kearah bebatuan proyek dibahu jalan.
BRAKKKK....
Tubuhnya ikut melayang cukup jauh. Kali ini tubuhnya sendiri lah yang menggantikan diri abang kesayangannya itu. Senyuman tetap terukir meskipun Taehyung merasakan hampir seluruh badannya remuk.
Namjoon merasakan pening beberapa saat. Wajahnya menoleh perlahan kearah adiknya yang terkapar sedikit jauh darinya. Salah satu tangannya ia arahkan seakan akan menggapai wajah penuh darah dari adiknya. 'Jangan Taetae, gue mohon'.
"Taetae..." lirih Namjoon tetap berusaha menyeret tubuhnya yang sama remuknya kearah Taehyung. "Jangan tersenyum please... g-gue sakit liatnya, ayo bertahan Tae, a-abang sayang Taetaee.. tetap disana ya Tae, abang bakal usaha ketempat Tae..."
Taehyung tak menghiraukan justru dia terus melebarkan senyumnya, terlebih saat Seokjin kembali mengarahkan pistolnya kewajahnya. "Habisi gue Seokjin, jika itu buat lo puas"
Seokjin meremat kuat senjata apinya sendiri. Apa dia akan tetap menghabisi orang yang sudah hampir sekarat? Apa dia sanggup menarik pelatuk pistolnya dan menjadi pembunuh setelahnya? Jika iya, apa dia akan kehilangan seluruh adiknya setelah ini?.
Seokjin melirik seluruh orang-orang milik Marchel, mereka masih sibuk dengan beberapa temen Taehyung termasuk Rey. Dialihkannya pandangan itu pada adik kesayangannya yang sangat berusaha menyeret tubuh lemahnya kepada Taehyung. Seokjin menangis diam-diam, kenapa keadaan bisa sangat berputar seperti ini? Dia harus segera membawa Namjoonnya pergi dari sini! Tapi apa ancaman Marchel benar-benar akan menghabisi Namjoon saat itu juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want (Good) Family✔️
Fanfiction"Apa gue bisa punya keluarga yang baik seperti sebelumnya?" -Stefanno Namjoon Winata. "Apa mereka bisa nerima gue dan menjadi keluarga yang baik seperti yang lain?" -Taehyung Victor Winata. Ini kisah keluarga Winata, keluarga yang dulunya terlihat...