'Seseorang tidak akan pernah puas sebelum semua berakhir ditangannya sendiri'
"Serahkan Taehyung dan saya akan kembalikan Joonie pada kalian"
"Lo belum puas juga pak tua? Lo udah bunuh Rey! Lo juga udah bunuh Alice dan Karin! Lalu sekarang lo masih mau nyawa Taehyung juga? Gue nggak akan pernah biarin lo sakitin Taee lagi!!"
"Hahaha.. terserah saja, saya juga tidak akan kembalikan Joonie" Marchel menatap angkuh Seokjin didepannya.
"Kamu ingin tau keadaan Joonie sekarang?" Marchel beralih mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah rekaman dimana Joonie-nya sedang sendirian meringkuk penuh ketakutan disudut ruangan gelap dengan hanya memiliki satu pencahayaan dari lampu yang tak terlalu terang.
Rahang Seokjin mengeras. Joonie tidak suka sendiri. Joonie benci kegelapan. Joonie benci kesepian. Tapi kenapa Marchel tega memperlakukan Joonie seperti ini? Apa bagi dia mental seseorang adalah hal yang remeh?.
"Apa mau lo, Marchel?!!" murkanya dengan cengkraman kuat pada kedua sisi kerah kemeja yang Marchel kenakan.
"Simpel, serahkan Taehyung lalu Joonie saya bebaskan, semudah itu bukan? Kita hanya akan bertukar?"
"Apa yang terjadi kalau gue serahin Taee ke lo?"
"Bocah itu mati?" ucap enteng Marchel seakan kematian hanyalah hal yang sama remehnya.
"Lo bukan manusia! Lepasin Joonie gue, Marchel! Jangan libatin dia dalam masalah ini! Gue siap gantiin posisi dia ataupun Taee sekalipun! Bunuh gue sekalian biar lo puas!"
"Yang saya mau bukan kamu, Seokjin, saya tidak akan pernah puas sebelum semua berakhir ditangan saya! bocah itu harus segera menyusul ibunya! Hama harus selalu dibasmi sampai keakarnya! Bukan begitu, Nak?" Marchel melirik curiga kearah Seokjin. "Dan kenapa sekarang kamu begitu membelanya? Bukankah kamu membenci dia selama ini?"
"Itu bukan urusan lo!"
"Hahahaa.. oke, intinya cuman satu, serahkan Taehyung jika ingin Joonie selamat, ini sangat mudah jangan kamu persulit sendiri, Seokjin"
○□♤♡◇☆♧
Seokjin membanting stirnya kekiri saat ingatan mengenai pertemuannya dengan Marchel beberapa saat yang lalu muncul dalam benaknya.
Mobil yang ia tumpangi diarahkannya kesebuah tepian pantai yang cukup lenggang dari pengunjung, sepertinya dia butuh suasana tenang untuk saat ini, lagipula pantai adalah salah satu hal yang sangat disukai oleh Joonie, dan saat ini Seokjin benar-benar merindukan adik kesayangannya itu.Seokjin menjatuhkan tubuhnya diantara gulungan ombak yang turut serta menerjangnya. Posisinya terduduk, dengan bulir-bulir air mata yang mulai membasahi kedua pipinya kemudian terjatuh menyatu diantara air asin sekitar tempatnya berdiam diri. Pakaiannya yang mulai basah sama sekali tak ia hiraukan, saat ini dunianya benar-benar runtuh menimpanya diantara puing-puing yang cukup menyesakkan.
"Joonie..." lirihan pilu itu terdengar putus asa dengan suara paraunya.
Seokjin tak bisa membayangkan sebesar apa ketakutan Joonie-nya saat ini saat berada dalam genggaman monster itu. Seokjin menangis kuat menyadari dirinya yang selama ini dianggap para adiknya sebagai pelindung sama sekali tidak berguna sekarang. Dirinya merasa benar-benar lemah. Dia tak bisa melindungi adiknya sendiri.
"Joonie... maafin abang.. abang janji Joonie bakal pulang kerumah, abang janji Joonie tidak akan kesakitan, dan abang berjanji tidak akan mengorbankan Taehyung lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want (Good) Family✔️
Fanfiction"Apa gue bisa punya keluarga yang baik seperti sebelumnya?" -Stefanno Namjoon Winata. "Apa mereka bisa nerima gue dan menjadi keluarga yang baik seperti yang lain?" -Taehyung Victor Winata. Ini kisah keluarga Winata, keluarga yang dulunya terlihat...