"Lo kenapa, sih?" tanya Kimberly yang merasa risih karena sedari tadi Gabriel menatapnya dengan tatapan sengit.
Tidak hanya ke Kimberly, namun laki-laki itu juga menatap sinis ke arah Keirlan yang sepertinya tidak memperdulikan sikap Gabriel itu.
"Pikir aja sendiri," balas Gabriel ketus.
"Kek cewek aja lo!" sahut Rafael yang mendengar percakapan dua orang itu.
"Lo nggak diajak, nyet!" dengus Gabriel seraya melempar kacang mete ke arah laki-laki itu.
Saat ini mereka tengah berada di apartemen Kimberly, hanya berkumpul biasa karena hari ini tidak ada kegiatan apapun yang akan mereka lakukan.
"Cemilan gue itu, sat!" maki Keirlan saat melihat camilannya dibuat mainan oleh Gabriel.
"Bacot lo!" balas Gabriel yang juga melempar kacang itu ke arah Keirlan dan mengenai dahi laki-laki itu, tentu saja langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Keirlan.
Sementara Kimberly yang tidak tahan dengan sikap Gabriel yang pemarah dan semena-mena itupun beranjak dari duduknya, lalu menyeret laki-laki itu menuju balkon agar tidak terdengar oleh yang lainnya.
Keirlan pun mengikut dibelakang, tentu saja untuk mengawasi Gabriel.
"Lo ada masalah?" tanya Kimberly setelah keduanya berdiri pada pembatas balkon.
Gabriel mengendikkan bahunya acuh, laki-laki itu menatap pemandangan dari balkon apartment tanpa menjawab pertanyaan dari sepupunya itu.
"Riel," panggil Kimberly yang membuat Gabriel menghela nafasnya kasar.
Laki-laki itu menatap Keirlan yang berdiri menyandar pada pintu dengan tatapan sinis, lalu kembali menatap Kimberly.
"Gue kesel, tengah malem dispam sama Keirlan katanya lo ilang, mana dia bilangnya sambil nangis apa nggak panik gue kalo lo beneran ilang? pas gue samper apart malah liat kalian lagi mesra-mesraan," jelas Gabriel dengan sekali tarikan nafas.
Gabriel benar-benar dibuat kesal setengah mati oleh Keirlan. Laki-laki itu sudah berhasil membuatnya terbangun di tengah malam dan hampir membuatnya serangan jantung saat mengatakan jika Kimberly menghilang, ditambah lagi saat itu Keirlan menangis yang dimana membuatnya semakin panik.
Ia benar-benar khawatir jika Kimberly kenapa-napa, namun saat laki-laki itu masuk ke apartment milik pasangan itu, dirinya melihat Keirlan dan Kimberly tengah berpelukan di sofa ruang tamu.
Gabriel merasa dibohongi.
Sementara Kimberly yang mendengar penjelasan itu pun menatap Keirlan, meminta penjelasan pada laki-laki itu karena ia tidak mengetahui hal ini.
Yang ditatap pun hanya tersenyum lima jari, lalu melarikan diri dari sana.
"Sorry, El. Semalem gue emang pergi keluar terus nggak ijin sama Keirlan," kata Kimberly.
"Jangan marah dong, lo kan baik, El," bujuk gadis itu saat Gabriel masih memperlihatkan ekspresi tidak bersahabatnya.
Gabriel berdecak pelan. "Iya dah, jangan ulang lagi, Queen. Minimal kabarin gue lah kalo lo nggak mau bangunin Keirlan, biar nggak bikin kita panik," balasnya.
Kimberly menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum ke arah sepupunya itu. Setelah itu mereka kembali bergabung dengan teman-temannya.
"Jadi, kita mau kemana?" tanya Kimberly pada teman-temannya.
"Museum gimana? dari dulu kita nggak pernah ke museum kalo liburan," usul Jovanka.
"Boleh, tuh. Disini juga banyak museum," sahut Adira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giant Baby S2 [COMPLETED]
RandomDi season kedua ini berisi cerita tentang Keirlan dan Kimberly setelah lulus sekolah, dan mungkin konflik ceritanya akan sedikit lebih berat dari season satu. So, happy reading guys!