[ part 21 ]

1.7K 159 5
                                    

Beberapa hari pun berlalu.

Hari ini adalah weekend, hari yang cocok untuk digunakan beristirahat di rumah atau berkegiatan di luar rumah.

Sama halnya dengan Kimberly yang saat ini tengah menemani Keirlan bermain bersama Keith, meskipun sebenarnya hanya Keirlan saja yang bermain.

Hari sabtu yang cerah ini, mereka memutuskan untuk pergi ke pantai pagi-pagi buta agar dapat melihat sunrise.

Setelah melihat sunrise, Keirlan menuntun Keith berjalan di tepi pantai yang membuat kaki mereka sesekali terkena ombak pantai. Sementara Kimberly hanya duduk di kursi pantai yang sudah mereka sewa sembari mengawasi kedua laki-laki berbeda usia itu.

"Kenapa Keith nggak mau ketawa juga, ya?" tanya Kimberly yang melihat Keith tidak memasang ekspresi apapun saat Keirlan berusaha membuat bayi itu tertawa.

Tiga hari yang lalu, Kimberly memanggil Nasla, istri dari Dokter Panji yang merupakan psikiater anak untuk datang ke rumahnya agar memeriksa keadaan Keith yang bertingkah tidak seperti bayi berusia dua tahun pada umumnya.

Seperti dugaannya, Keith mengalami trauma yang membuat balita itu menjadi agresif dan terlalu waspada pada sekitarnya.

Bahkan Nayla terkena gigitan Keith saat wanita itu mencoba untuk mendekatinya, Keith sama sekali tidak mau didekati oleh siapapun kecuali Keirlan dan Kimberly, meskipun terkadang balita itu sering terkejut dan takut pada Keirlan.

Contohnya beberapa hari yang lalu sebelum Kimberly memanggil Nasla, waktu itu Keirlan tidak sengaja menjatuhkan gelas yang berisi jus tomat ke lantai.

Karena suara pecahan gelas itu, Keith terkejut dan menangis sampai sesegukan, bayi itu juga terlihat ketakutan saat Keirlan mendekatinya.

Kejadian itu membuat Keirlan sedikit menjauh hingga keesokan harinya, Keith kembali bersikap seperti biasanya pada Keirlan.

"Lilyy!"

Kimberly tersentak kaget saat mendengar panggilan dari Keirlan yang sedikit keras, tanpa sadar gadis itu melamun karena memikirkan Keith. Ia menggelengkan kepalanya pelan, lalu menatap ke arah Keirlan yang tadi memanggilnya.

"Kenapa?" tanya Kimberly.

"Sini main sama kita," ajak Keirlan seraya menggerakkan tangan mungil Keith dengan gerakan seperti ajakan.

Senyum Kimberly menyungging ke atas, ia menganggukkan kepalanya dan bergegas menghampiri dua anak adam itu.

"Lily mikirin apa?" tanya Keirlan setelah istrinya itu sampai di hadapannya dan langsung mengajak Keith bermain.

"Mikir gimana caranya Keith mau ngomong sama kita," balas Kimberly.

Keirlan mengangguk-anggukan kepalanya, ia juga ingin mendengar suara Keith, mendengar bagaimana bayi itu berceloteh tidak jelas layaknya balita, mendengar suara Keith yang memanggilnya Papa dan memanggil Kimberly dengan sebutan Mama.

"Hey, kok kamu jadi ngelamun?" tegur Kimberly ketika Keith hampir terlepas dari pegangan Keirlan dan saat gadis itu melihat ke arah Keirlan, ternyata laki-laki itu tengah melamun.

"Ilan juga pengen denger suara Keith," ujar Keirlan.

Kimberly tersenyum simpul, tangannya terangkat untuk mengusap surai laki-laki itu. Semua butuh proses, cepat atau lambat pasti Keith juga akan menerima mereka sebagai orangtua nya.

Jika Kimberly berada di posisi Keith juga pasti akan sulit untuk menerima mereka yang awalnya adalah orang asing, terlebih lagi Keith masih ingat dengan orangtua kandungnya.

Giant Baby S2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang