[ part 1 ]

6.1K 213 22
                                    

"Lilyy, lamaaa!" teriak Keirlan yang sudah lebih dari lima belas menitan menunggu Kimberly bersiap-siap.

Padahal tadi gadis itu hanya berganti pakaian saja sebab Keirlan melarangnya memakai baju yang sebelumnya dipakai, katanya bajunya cukup terbuka dan pasti akan mengundang banyak mata buaya yang menatapnya.

"Bentar, ih! siapa suruh tadi nyuruh aku ganti lagi?!" seru Kimberly dari dalam walk in closet dengan nada suara yang terdengar marah.

Keirlan mencebikkan bibirnya, tidak terima jika ia dimarahi padahal tujuan laki-laki itu untuk menjaga istrinya dari pria hidung belang.

Meskipun bisa saja Keirlan langsung menghajar orang itu, tapi ia tidak mau mengambil resiko karena Kimberly akan berakhir memarahinya juga, lebih parahnya lagi mendiaminya.

Tak lama kemudian, Kimberly keluar dengan memakai baju yang menurut Keirlan lebih baik dari yang tadi.

Keirlan menganggukkan kepalanya, lalu beranjak mendekati istrinya.

"Gini aja, cantik."

Mendengar pujian itu, Kimberly hanya mampu mengeluarkan senyuman tipisnya. Setelah itu mereka keluar dari apartment dan pergi ke kampus, teman-temannya yang lain sudah pergi lebih dulu karena Kimberly yang memintanya, gadis itu tidak enak jika membuat mereka harus menunggu lebih lama lagi.

"Mending baju-baju yang kaya gitu dipake pas acara aja, Ilan nggak suka," ujar Keirlan yang berhasil membuat Kimberly menatap suaminya.

"Iyaa, nanti aku sumbangin aja deh," balas Kimberly yang langsung dibalas gelengan oleh Keirlan.

"Ilan nggak masalah sama bajunya, tapi jangan keseringan pake yang kaya gitu. Nahan hasrat buat nggak baku hantam itu susah, Lilyy," jelas Keirlan yang mencoba untuk tidak membuat Kimberly salah paham, takutnya gadis itu benar-benar menyumbangkan semua bajunya ke orang lain.

Keirlan suka melihat Kimberly memakai dress yang terlihat cantik saat dipakai istrinya, hanya saja ia suka saat hanya ia sendiri yang melihatnya. Tetapi laki-laki itu takut untuk mengungkapkan isi hatinya pada Kimberly.

Keirlan sadar jika ia tidak boleh terlalu mengekang istrinya.

"Mikirin apa? ayo!" kata Kimberly yang membuat Keirlan tersadar dari lamunannya.

Laki-laki itu segera membuka pintu mobil untuk Kimberly, lalu berjalan memutar dan masuk ke dalam mobil.

Perjalanan dari apartment menuju kampus mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari dua menit saat menggunakan mobil, sebenarnya bisa saja mereka jalan kaki, tapi Keirlan malas.

"Gedung kita sama, kan?" tanya Keirlan setelah melihat deretan gedung yang sangat besar.

"Iyaa, Baby."

Keirlan mengangguk.

Keduanya pergi menuju gedung yang mereka tuju, saat mereka sudah berada di depan gedung fakultas mereka, keduanya melihat Gabriel dan Gallen.

"Kok masih disini?" tanya Kimberly yang membuat Gallen tersenyum lebar, berbeda dengan Gabriel yang wajahnya terlihat kesal.

"Bocahnya mau nunggu kalian," jelas Gabriel.

"Kenapa?" tanya Kimberly yang kini merangkul bahu Gallen.

"Bareng-bareng kan enak," balas Gallen.

Mereka masuk ke dalam gedung setelah dirasa tidak ada lagi yang mereka lakukan disini.

Selama perjalanan melihat-lihat isi gedung ini, hanya Kimberly yang benar-benar mengamati. Keirlan sendiri hanya menatap sinis para pria yang melihat ke arah Kimberly dengan tatapan suka, sementara Gallen dan Gabriel hanya berbincang tentang apa yang membuat mereka tertarik saat melihat-lihat.

Giant Baby S2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang