[ part 5 ]

2.1K 137 3
                                    

Keesokan harinya.

Seperti biasanya, Kimberly selalu membangunkan suaminya itu dengan menghujaninya dengan kecupan di seluruh wajahnya.

Cara ini lebih mudah untuk membuat Keirlan terbangun, tahu begini Kimberly akan menggunakan cara ini dari dulu.

"Mandi, kita Kuliah pagi," titah Kimberly.

"Nggak mauuu," rengek Keirlan yang kembali tiduran, laki-laki itu menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Kenapa nggak mau?" tanya Kimberly sembari berusaha melepaskan selimut itu dari cengkraman tangan Keirlan.

Tetapi karena tangan Keirlan lebih kuat darinya, Kimberly menyerah. Gadis itu memandangi Keirlan yang tertutupi oleh selimut cukup lama.

"Ilan, hari ini jadwal kita sama, kelasnya juga sama loh. Beneran nggak mau berangkat? kalo kamu takut, habis kelas kita selesai langsung pulang aja, ya?" bujuk Kimberly.

"Ilan nggak takut, tapi nggak suka! cewek-cewek disana agresif semua, Ilan benci."

Ah, Kimberly mengerti. Suaminya ini memang tidak suka dengan perempuan agresif, tapi bukan berarti Keirlan harus menghindar seperti ini.

"Kita disini kuliah, Ilan. Bukan sekolah kaya dulu lagi, kamu nggak bisa skip kelas seenaknya," tutur Kimberly dengan lembut.

"Apa kamu nggak usah kuliah aja? pulang ke Indo? mau?" imbuh gadis itu yang berhasil membuat laki-laki itu menurunkan selimutnya, meskipun hanya memperlihatkan sampai matanya saja.

"Gimana?" tanya Kimberly lagi.

"Kuliah," cicit laki-laki itu pelan.

Kimberly menghela nafasnya lega, lalu menyuruh laki-laki itu untuk bersiap-siap selagi ia menyiapkan sarapan pagi.

Setelah Keirlan selesai bersiap-siap dan juga sudah sarapan, mereka bergegas menuju kampus. Kali ini mereka menggunakan mobil karena setelah kuliah, Keirlan ada latihan.

Ngomong-ngomong, laki-laki itu sudah pernah turun arena beberapa kali ini mewakili klub nya. Bahkan pemilik tempat itu juga cukup akrab dengan Keirlan dan beberapa kali menawarkan Keirlan untuk masuk ke tim profesional.

Tetapi laki-laki itu menolak karena untuk saat ini ia hanya akan mengikuti, paling tidak antar kota saja. Keirlan harus fokus pada kuliahnya dan menjadikan balapan sebagai hobinya saja.

"Jangan jauh-jauh," kata Keirlan setelah mereka keluar dari mobil.

Kimberly menganggukkan kepalanya, lagipula ia memang tidak berniat untuk kemana-mana. Bagaimanapun juga ia harus menjaga suaminya dari perempuan lain agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.

Keirlan hanya milik Kimberly, tidak ada wanita lain yang boleh menyentuh miliknya.

Sepanjang jalan, banyak mata yang melihat ke arah mereka, yah Kimberly sudah menebak kejadian kemarin akan menyebar dengan cepat dan membuat keberadaan Keirlan semakin dikenal banyak orang.

Untungnya Keirlan terlihat tidak peduli, mungkin karena laki-laki itu sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.

👶🏻

"Eum– hai? can we talk?  face to face," ujar seorang perempuan yang tiba-tiba saja menghampiri mereka dan berdiri di depan Keirlan dengan ekspresi yang terlihat takut namun juga sedikit menggoda.

"Nope!" tolak Keirlan dengan tegas, laki-laki itu pergi dari sana dengan tangan yang kini menggenggam tangan Kimberly erat.

Giant Baby S2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang