[ part 3 ]

2.3K 134 1
                                    

Kimberly mengernyitkan keningnya saat mendengar suara isakan tangis dari sebelahnya, gadis itu mencoba untuk membuka matanya yang terasa berat.

Ia duduk menyandar pada headboard tempat tidur, lalu menatap laki-laki yang merupakan suaminya itu yang duduk meringkuk dengan kepala yang disembunyikan di kedua kakinya.

"Ilan, kenapa? kamu mimpi buruk?" tanya Kimberly seraya mempersempit jarak keduanya dan menepuk-nepuk pelan punggung laki-laki itu.

Yang ditanya pun mengangkat kepalanya, laki-laki itu menatap Kimberly dengan wajah yang memerah dan air mata yang membasahi pipinya.

"Lily, Ilan nggak inget suara Mama," jawab laki-laki itu yang kembali menangis, kali ini suaranya lebih keras dar sebelumnya.

Kimberly membawa laki-laki itu kepelukannya, kedua tangannya terangkat untuk mengusap punggung dan kepala Keirlan.

Sebenarnya wajar saja jika Keirlan lupa dengan suara mama Kalana, karena laki-laki itu sudah tidak mendengarnya selama bertahun-tahun.

"Ilan, tunggu disini bentar ya?" ijin Kimberly, dengan perlahan gadis itu melepaskan pelukannya dari Keirlan lalu beranjak dari tempat tidurnya.

Ia melangkahkan kakinya menuju rak kecil yang berada di bawah televisi yang ada di kamarnya, gadis itu mengambil sebuah flashdisk disana.

Setelah itu, ia mengambil laptopnya dan menyalakannya. Lantas ia menancapkan flashdisk itu pada bagian pinggir laptop.

Beruntung dulu Mama Kalana adalah seorang model dan seringkali bermain film, beliau juga sering mengabadikan momen-momen penting saat bersama anak-anaknya, Kimberly juga sering mengabadikan momen saat bermain bersama mama Kalana, Keirlan dan Gallen dulu.

Kimberly kembali duduk di sebelah Keirlan yang hanya diam sembari menatap lurus ke arah depan, gadis itu mengusak surai Keirlan dengan lembut sebelum mulai menekan tombol play.

Gadis itu tersenyum simpul saat melihat raut wajah Keirlan yang tampak lega setelah melihat wajah mama Kalana dan mendengar suaranya.

"Mama cantik," gumam Keirlan seraya menaruh kepalanya pada bahu Kimberly.

Tangan Kimberly masuk pada sela-sela belakang leher Keirlan, lalu menaruh telapak tangannya pada kepala laki-laki itu dan mengelus-elus lembut.

"Kenapa mama berhenti jadi model ya?" tanya Keirlan yang mulai penasaran, dulu ia tidak pernah terpikirkan untuk bertanya pada mamanya saat beliau masih hidup.

"Karena waktu itu, kakek sama nenek kamu meninggal karena kecelakaan, jadi mama Lana terpaksa resign jadi model buat nerusin perusahaan," jelas Kimberly yang memang mengetahui ini karena Mommy nya pernah bercerita.

Keirlan menganggukkan kepalanya, seingatnya saat ia masih kecil, yang memegang perusahaan itu adalah Deon. Lalu saat Deon masuk penjara dan Mama Lana meninggal, Papa Brian yang mengambil alih perusahaan itu sementara sampai Keirlan atau Gallen siap memegang perusahaan itu.

Selain perusahaan, Mama Lana juga menjadi salah satu investor terbesar di agensi KnQ Entertainment yang dulunya adalah tempat Mama Lana bekerja menjadi model.

"Hidup mama sempurna, kenapa harus ketemu sama Papa?" tanya Keirlan lirih.

"Kita nggak bisa ngubah garis takdir yang udah ditentuin, Ilan."

Keirlan menghembuskan nafasnya berat, lalu menganggukkan kepalanya. Mungkin itu adalah cobaan yang berat untuk Mamanya setelah ditinggalkan orang tuanya, namun sekarang Keirlan bisa merasa lega karena Mamanya sudah tenang.

Ia sendiri juga tidak akan lagi bertemu dengan Deon. Meskipun ia masih memiliki trauma itu, setidaknya ia tidak akan pernah bertemu dengan pria itu lagi.

Giant Baby S2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang