Setelah Kimberly memberitahu kehamilannya pada Keirlan, laki-laki itu menjadi lebih posesif dan juga protective padanya.
Misalnya seperti, mengantar pergi ke kantor, lalu siangnya datang ke kantor untuk makan siang bersama, ikut menjemput Keith ke sekolahnya, menanyakan kabarnya setiap lima menit sekali atau jika saat senggang dan mereka berjauhan harus melakukan panggilan via video call.
Kimberly tidak mempermasalahkan itu, hanya saja ia dibuat sedikit kesal lantaran Keirlan menganggunya saat bekerja. Namun ia juga tidak mau marah karena laki-laki itu hanya ingin melindunginya.
"Lily, Ilan habis cari nama-nama untuk bayi," lapor Keirlan yang saat ini terlihat sibuk menatap komputernya.
"Oh, ya? kamu udah nemu nama yang cocok?" tanya Kimberly yang juga terlihat sibuk mengetik sesuatu disana.
Saat ini mereka tengah berada di kantor masing-masing dan mereka berbicara melalui video call, Kimberly jelas terlihat sibuk dengan pekerjaannya sementara Keirlan terlihat senggang dan malah mencari nama-nama yang cocok untuk bayi mereka.
"Yep! ada Kasia sama Katleen artinya pure," kata Keirlan.
"Alasan kamu pilih nama itu?" tanya Kimberly.
Keirlan tampak mengembangkan senyumannya, Kimberly pun menghentikan kegiatannya untuk mendengarkan alasan suaminya itu menamai anak mereka dengan nama Kasia atau Katleen.
"Because we make them without coercion, everyone called that with pure love, I think is a good reason way I named her with Kasia or Katleen," jelasnya dengan panjang lebar. ( Karena kita membuatnya tanpa paksaan, semua orang menyebutnya dengan cinta yang murni, menurutku itu adalah alasan yang bagus untuk menamainya dengan Kasia atau Katleen. )
"Wow.. it's meaning a lot," komentar Kimberly seraya tersenyum simpul.
Keirlan menganggukkan kepalanya mantap, karena menurutnya, anak-anak mereka harus tumbuh dengan penuh kasih dari mereka dan semuanya diawali dengan sebuah nama.
"I wanna be a good Papa, Lily," ungkap Keirlan dengan tersenyum getir.
"You have been a good Papa, Ilan," balas Kimberly yang tiba-tiba merasakan sesak di dadanya, rasanya sakit sekali mendengar suaminya berkata seperti itu.
"Lily nggak papa? Ilan salah ngomong?"
Keirlan mendadak dibuat panik saat melihat istrinya yang terlihat sendu dan tak lama setelah itu sebuah cairan bening mengalir di pipinya.
"I'm okay, ini cuma hormon bumil aja," balas Kimberly sembari mengusap pipinya yang basah menggunakan tisu.
"Beneran? Ilan kesana ya?" tanya Keirlan yang kini beranjak dari tempatnya, bergegas keluar dari ruangannya dan pergi menuju kantor Kimberly.
Kimberly sudah melarangnya agar laki-laki itu tidak perlu datang karena ia baik-baik saja, namun Keirlan tidak mau mendengarkan dan kekeh untuk datang ke kantornya.
Hingga lima menit kemudian, Keirlan datang dengan nafas yang terengah-engah. Laki-laki itu segera menghampiri istrinya dan memeluknya dengan erat.
"Oh My God," gumam Kimberly.
"Lily nggak papa?" tanya Keirlan setelah pelukan mereka terlepas.
"I said I'm fine. Sekarang balik ke kantor kamu, kerja."
"Nggak mauu," balas Keirlan cepat.
"Nggak mau kerja? mau dikasih makan apa anak kamu hah? daun? tanah? jual aja semua koleksi kamu itu kalo nggak mau kerja!" omel Kimberly yang membuat Keirlan sontak menjauhkan dirinya dari istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giant Baby S2 [COMPLETED]
RandomDi season kedua ini berisi cerita tentang Keirlan dan Kimberly setelah lulus sekolah, dan mungkin konflik ceritanya akan sedikit lebih berat dari season satu. So, happy reading guys!