[ part 23 ]

1.8K 174 3
                                    

Dari sekian banyaknya sekretaris pengganti yang menggantikan Yuan untuk sementara waktu, Keirlan tidak mengerti kenapa Yuan memilih wanita ini.

Kerjanya memang kompeten, namun dari sikapnya Keirlan jelas tidak menyukainya. Ditambah lagi baru hari pertama dan sekretaris sementara itu sudah membuat masalah padanya.

Seperti menghalangi jalannya karena wanita itu tersandung dan jatuh tepat di depannya, lalu entah disengaja atau tidak ia menumpahkan kopi di bajunya. Tentu saja Keirlan kesal, ditambah lagi tangan wanita itu berani menyentuhnya.

Keirlan melihat ke arah pintu depan ruangannya yang terdengar berisik, karena merasa terusik, ia pun memutuskan untuk memeriksanya sendiri.

"Pak Keirlan bilang nggak mau diganggu, Mbak."

"Kamu penggantinya Yuan, ya? dia nggak ngasih tau apa-apa?" balas lawan bicaranya.

Keirlan yang mendengar suara yang sangat familiar di telinganya pun segera membuka pintu ruangannya dan membawa masuk istrinya ke dalam, ia menutup kembali pintu ruangan sebelum Cindy membuka suara.

"Kok nggak bilang ke Ilan mau kesini? Keith mana?" tanya Keirlan setelah keduanya duduk di sofa.

"Surprise! Keith main sama Ryker,," balas Kimberly seraya mengeluarkan bekal berisi makan siang dari tasnya dan menaruhnya di meja kecil depan mereka.

"Ilan mau ganti sekretaris nya, nggak suka sama sikapnya," ujar Keirlan yang kini menaruh dahinya pada bahu istrinya dan memeluknya.

"Nanti bilang sama Yuan," kata Kimberly.

Beruntung Kimberly datang hari ini, ia juga tidak menyangka jika Yuan memilih pengganti sementaranya yang seperti itu. Tapi mengingat Yuan hanya bilang padanya jika penggantinya itu cukup kompeten, sepertinya pria itu tidak tahu sikapnya seperti apa.

Saat dirinya hendak masuk ke ruang kerja Keirlan tadi, tiba-tiba ada yang menghalanginya. Kimberly merasa tidak suka saat orang itu menatapnya dengan tatapan menyelidik dan remeh, namun selama tidak mencari masalah dengannya, ia akan membiarkannya.

"Mau makan?" tanya Kimberly.

"Mau! suapin, ya?" pinta Keirlan.

"Iyaa," balas Kimberly.

Raut wajah yang tadinya kesal, kini berubah menjadi sumringah begitu Kimberly menawarkan makan. Terakhir Keirlan merasakan masakan Kimberly itu minggu lalu, jadi tidak heran jika laki-laki itu selalu antusias saat Kimberly membawakan makanan yang istrinya masak.

"Wait," kata Keirlan.

Laki-laki itu pergi menuju meja kerjanya, mengambil sebuah dokumen dan kembali pada Kimberly.

"Ini project barunya?" tanya Kimberly yang dibalas anggukan oleh Keirlan.

"Tapi ada satu hal yang bikin Ilan bimbang," ujar Keirlan.

"Apa?" tanya Kimberly.

"Waktu survey kesana ternyata ada panti asuhan yang lahannya kena, Ibu pantinya tiba-tiba datang ke Ilan buat minta keringanan biar pantinya nggak digusur."

Keirlan mengambil nafasnya sejenak.

"Ilan bisa aja langsung setuju, tapi posisi panti asuhannya ditengah-tengah lahan yang bakal dibuat project, Ilan harus gimana? kalo diiyain perusahaan kita rugi miliaran," imbuhnya.

"Sebelumnya kamu udah lihat data-data tanah yang dibeli belum?" tanya Kimberly yang dibalas gelengan oleh Keirlan.

Keirlan tidak mengeceknya sama sekali, laki-laki itu hanya menerima jika lahan yang akan dipakai sudah ditetapkan tempatnya dan sertifikat tanah pun sudah ditangannya tanpa ia lihat terlebih dahulu karena Keirlan yakin Yuan sudah mengerjakan tugasnya dengan baik.

Giant Baby S2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang